Penggunaan pakan berbasis bahan pakan lokal Kabupaten Sumenep terhadap kualitas telur ayam petelur

Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 22 Agustus – 21 Oktober 2009 di Desa Kambingan Barat, Kecamatan Lenteng, Kabupaten Sumenep, sedangkan analisis kandungan zat pakan dilakukan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya Malang, analisa kualitas telur di Laboratorium Teknologi Hasil Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya Malang, dan kandungan kolesterol telur di Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Universitas Padjajaran Bandung. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian pakan berbasis bahan pakan lokal yang ada di Kabupaten Sumenep terhadap kualitas telur ayam petelur. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seratus delapan puluh ayam petelur periode layer umur 20 minggu (strain Isa brown) yang secara acak dibagi dalam 3 perlakuan dan 6 ulangan yang berisi 10 ekor ayam pada masingmasing ulangan. Pakan perlakuan yang diberikan adalah pakan kontrol (P0), pakan yang terdiri dari beberapa jenis bahan pakan lokal 1 (P1), dan pakan yang terdiri dari beberapa jenis bahan pakan lokal 2 (P2). Data yang diperoleh dari penelitian ini dianalisis dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Jika ada perbedaan pengaruh diantara perlakuan maka dilanjutkan dengan melakukan Uji Jarak Berganda Duncan’s. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa penggunaan pakan berbasis bahan pakan lokal yang ada di Kabupaten Sumenep memberikan pengaruh yang tidak nyata (P>0,05) pada berat jenis telur (g/ml), tebal kerabang telur (mm), volume putih dan kuning telur (ml), Haugh unit telur, dan kandungan kolesterol telur (mg/100g). Hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut: berat jenis telur pada perlakuan P0 (1,10 ± 0,012); P1 (1,09 ± 0,010); P2 (1,08 ± 0,011) g/ ml, tebal kerabang telur pada perlakuan P0 (0,34 ± 0,005); P1 (0,34 ± 0,010); P2 (0,35 ± 0,016) mm, volume putih telur pada perlakuan P0 (32,4 ± 2,269); P1 (34,3 ± 2,605); P2 (35,5 ± 4,545) ml, volume kuning telur pada perlakuan P0 (13,5 ± 0,744); P1 (14,6 ± 0,764); P2 (13,9 ± 0,763 ml, Haugh Unit pada perlakuan P0 (74,94 ± 2,406); P1 (74,07 ± 3,650); P2 (72,84 ± 2,707), kandungan kolesterol telur pada perlakuan P0 (178,74 ± 0,008); P1 (178,76 ± 0,007); P2 (179,74 ± 0,005) mg/100g. Kesimpulan dari hasil tersebut adalah penggunaan pakan berbasis bahan pakan lokal yang ada di Kabupaten Sumenep dapat menghasilkan telur dengan kualitas yang sama dengan telur yang dihasilkan oleh ayam petelur yang diberi pakan komersial. Sehingga, peternak ayam petelur di Kabupaten Sumenep sebaiknya menggunakan pakan yang berbasis bahan pakan lokal yang ada di daerah tersebut, dan sebagai upaya untuk mengatasi kenaikan harga pakan ayam petelur, maka penelitian serupa juga dilakukan di daerah – daerah lain