Perbedaan pertambahan bobot badan kelinci New Zealand white pada berbagai umur penyapihan

Penelitian tentang perbedaan pertambahan bobot badan kelinci new zealand white pada berbagai umur penyapihan dilaksanakan di asosiasi peternak kelinci yang beralamat di Dusun Gangsiran Putuk Desa Tlekung Kecamatan Junrejo Kabupaten Batu selama dua bulan mulai tanggal 17 Agustus – 17 November 2009. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan pertambahan bobot badan Kelinci New Zealand White pada berbagai umur penyapihan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan umur sapih anak kelinci yang paling tepat. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelinci betina lepas sapih dengan ras New Zealand White sejumlah 18 ekor yang terdiri dari 6 ekor umur 30 hari, 6 ekor umur 35 hari dan 6 ekor umur 40 hari. Rancangan percobaan menggunakan pola Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 6 ulangan. Perlakuan yang dicobakan adalah P1 = penyapihan dengan umur sapih 30 hari, P2 = penyapihan dengan umur sapih 35 hari, P3 = penyapihan dengan umur sapih 40 hari. Variabel yang diamati adalah pertambahan bobot badan kumulatif, pertambahan bobot badan harian, pertambahan bobot badan relatif, jumlah pemberian pakan hijauan dan konsentrat, suhu dan kelembaban di lokasi penelitian, tingkat mortalitas. Hasil dari penelitian ini adalah PBB kumulatif anak kelinci berturut-turut P1 =441,66 gr; P2 = 521,66 gr; P3 = 445,00 gr. PBB harian anak kelinci berturut-turut P1 = 13,49 gr; P2= 13,47 gr; P3= 11,70 gr. PBB relatif P1 = 0,69 gr; P2= 0,75 gr; P3= 0,70 gr. Tingkat mortalitas kelinci sebesar 55%. Dapat disimpulkan bahwa anak kelinci mempunyai PBB kumulatif, PBB harian PBB relatif yang sama pada masa penyapihan yang bebeda. Anak kelinci yang disapih lebih awal akan mempunyai sistem pencernaan yang belum sempurna, sehingga tingkat mortalitas anak kelinci lebih tinggi jika penyapihan dilakukan lebih awal