Pengaruh penggantian tepung jagung dengan Limbah mie dan limbah mie fortifikasi terhadap Penampilan produksi ayam pedaging

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 7 April 2009 sampai dengan 11 Mei 2009 di Laboratorium Lapang Sumber Sekar Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya di Desa Sumber Sekar, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggantian tepung jagung dengan limbah mie dan limbah mie fortifikasi dalam pakan terhadap penampilan produksi ayam pedaging yang meliputi konsumsi pakan, pertambahan bobot badan, konversi pakan, warna kulit kaki, dan Income Feed Over Cost (IOFC). Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 144 ekor anak ayam pedaging umur 1 hari (DOC) unsexed dengan rataan bobot awal 38,22 ± 1,92 g. Bahan pakan yang digunakan pada penelitian ini adalah tepung jagung, konsentrat, dan bekatul yang disusun berdasarkan kebutuhan zat makanan untuk ayam pedaging periode pemeliharaan (starter dan finisher) dan diberikan secara ad libitum. Limbah mie digunakan sebanyak 0 % dalam pakan atau 0 % mengganti tepung jagung (P0), 15 % dalam pakan atau 25 % mengganti tepung jagung (P1), 30 % dalam pakan atau 50 % mengganti tepung jagung (P2), 45 % dalam pakan atau 75 % mengganti tepung jagung (P3), dan 60% dalam pakan atau 100 % mengganti tepung jagung (P4). Limbah mie fortifikasi terdiri dari 89 % limbah mie, 10 % tepung daun kelor, dan 1 % tepung kunyit. Limbah mie fortifikasi digunakan sebanyak 0 % dalam pakan atau 0 % mengganti jagung (P0), 15 % dalam pakan atau 25 % mengganti tepung jagung (P5), 30 % dalam pakan atau 50 % mengganti tepung jagung (P6), 45 % dalam pakan atau 75 % mengganti tepung jagung (P7), dan 60% dalam pakan atau 100 % mengganti tepung jagung (P8). Kandang yang digunakan sebanyak 36 unit kandang percobaan berukuran 70 x 70 x 70 cm dengan alas sekam yang dilengkapi lampu pijar sebagai pemanas dan penerangan, tempat pakan, tempat minum, dan pemanas. Metode yang digunakan adalah metode percobaan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 9 perlakuan dan 4 ulangan. Masing-masing ulangan berisi 4 ekor ayam. Bila terdapat perbedaan yang nyata dilakukan Uji Jarak Berganda Duncan’s dan uji kelompok dengan Uji Kontras Ortogonal. Variabel yang diukur adalah konsumsi pakan, pertambahan bobot badan, konversi pakan, warna kulit kaki, dan Income Feed Over Cost (IOFC). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggantian tepung jagung dengan limbah mie dan limbah mie fortifikasi sampai tingkat 60 % dalam pakan (100 % sebagai pengganti jagung) memberikan pengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap pertambahan bobot badan, konversi pakan, warna kulit kaki, dan IOFC, tetapi memberikan pengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap konsumsi pakan. Secara uji kelompok, penggantian tepung jagung dengan limbah mie dalam pakan memberikan pengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap PBB, konversi pakan, dan warna kulit kaki, tetapi memberikan pengaruh yang tidak nyata (P>0,05) terhadap konsumsi pakan dan IOFC. Tingkat penggantian tepung jagung paling optimal pada kelompok perlakuan penggantian tepung jagung dengan limbah mie adalah sebesar 30 % dalam pakan atau 50 % sebagai pengganti tepung jagung, sedangkan tingkat penggantian tepung jagung paling optimal pada kelompok perlakuan penggantian tepung jagung dengan limbah mie fortifikasi adalah sebesar 60 % dalam pakan atau 100 % sebagai pengganti tepung jagung. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggantian tepung jagung dengan limbah mie fortifikasi lebih baik dibandingkan dengan limbah mie dan penggunaan limbah mie fortifikasi pada level 60 % dalam pakan (100 % sebagai pengganti tepung jagung) merupakan level yang paling optimal. Disarankan ketika harga jagung mahal agar menggunakan limbah mie fortifikasi 100 % sebagai pengganti tepung jagung