Perbedaan penampilan reproduksi sapi betina Brahman Cross ex-impor dan Peranakan Ongole

Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Probolinggo, yakni di kecamatan Dringu, Tongas, Wono merto, Gending, Pajarakan, Tiris, Sumber Asih, dan Paiton pada bulan Juni-Agustus 2008. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan penampilan reproduksi sapi betina Brahman Cross Ex-Impor dan Peranakan Ongole. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 70 ekor Sapi Brahman cross ex-impor dan 70 ekor sapi Peranakan Ongole. Parameter yang diamati adalah Estrus postpartum, Days Open (DO), Service per Conception (S/C), Calving Interval (CI), Conception Rate (CR). Data dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan penampilan reproduksi sapi Brahman Cross adalah jumlah IB sampai pemeriksaan kebuntingan di lokasi penelitiaan 2.27 ± 0.95. Days Open tiga dari 70 ekor adalah 105.33 ± 22.14 hari, Estrus Post Partum 84.7 ± 11.43 hari. Calving Interval satu dari 70 ekor 401 hari. Penampilan Reproduksi sapi Peranakan Ongole adalah Service per conception 1.57 ± 0.91. Days Open 74.8 ± 18.61 hari, Estrus Post Partum 63.87 ± 7.71 hari, Calving Interval 361.04 ± 15.36 hari. Conception Rate 62.86% dan fertilitas status 50,60%. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Efisiensi reproduksi sapi Brahman Cross sangat rendah, sedangkan sapi Peranakan Ongole efisiensi reproduksi sudah mencapai standart. Kebutuhan Protein sapi Brahman Cross kurang, sedangkan pada sapi Peranakan Ongole sudah mencukupi. Disarankan Penelitian lanjutan kondisi fisiologis (hormonal) sapi Brahman Cross, sehingga diketahui penyebab kegagalan kebuntingan. Pemberian pakan tambahan sebaiknya diberikan “pre” dan “post partum “bila kondisi induk dibawah standar