Perbandingan pemberian kedelai (Glycine max) sangrai dan mentah terhadap penampilan reproduksi kelinci betina sebelum dikawinkan

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 1 september sampai 31 oktober 2008 di peternakan kelinci milik Bapak Warsit yang berlokasi di Desa Wonokerto, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang. Sedangkan analisis proksimat bahan pakan dan pakan perlakuan dilakukan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Malang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh flushing kedelai mentah dan sangrai pada beberapa level pemberian dalam pakan kelinci betina yang akan dikawinkan terhadap penampilan reproduksinya. Materi penelitian yang digunakan adalah 24 ekor kelinci betina New Zealand White . Pakan hijauan yang digunakan yaitu sawi, dan konsentrat yang digunakan adalah pollard dan biji kedelai sangrai dan mentah. Metode penelitian yang digunakan adalah percobaan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola tersarang dengan 6 perlakuan, dan apabila ada pengaruh yang berbeda nyata akan dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Pakan yang digunakan sebagai perlakuan adalah : P1 (pakan basal+30g kedelai sangrai), P2 (pakan basal+60g kedelai sangrai), P3 (pakan basal +90g kedelai sangrai), P4 (pakan basal+30g kedelai mentah), P5 (pakan basal+60g kedelai mentah), dan P6 (pakan basal+90g kedelai mentah). Variabel yang diamati meliputi konsumsi pakan, Pertambahan Bobot Badan (PBB) dan penampilan reproduksi. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa perlakuan kedelai dengan cara disangrai memberikan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) terhadap konsumsi pakan yang meliputi BK, PK, LK, SK, BETN dibandingkan kedelai mentah. Perlakuan kedelai dengan cara disangrai dibandingkan yang mentah juga menunjukkan pengaruh yang nyata pada PBB saat perlakuan (P<0,05) tetapi tidak pada masa kebuntingan. Perlakuan kedelai sangrai ternyata tidak memberikan pengaruh yang nyata (P>0,05) terhadap penampilan reproduksi (S/C, lama kebuntingan, litter size , dan bobot lahir anak) kelinci betina dibandingkan kedelai mentah. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penambahan kedelai sangrai maupun kedelai mentah pada pakan kelinci betina New Zealand White yang akan dikawinkan memberikan pengaruh yang sama terhadap penampilan reproduksinya , sedangkan terhadap konsumsi pakan dan PBB selama perlakuan penambahan kedelai sangrai memberikan pengaruh yang lebih baik dibandingkan kedelai mentah. Disarankan tidak menggunakan kedelai sangrai maupun mentah sebagai flushing kelinci pada level kurang dari 20 %