Pengaruh tingkat penggunaan biji kedelai [Glycine max] sangrai sebagai pakan flushing terhadap penampilan repropduksi kelinci betina New Zealand White

Penelitian dilaksanakan selama 6 minggu mulai Oktober sampai November 2008 di peternakan kelinci milik Bapak Warsit yang berlokasi di Desa Wonokerto, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang. Sedangkan analisis proksimat bahan pakan dan pakan perlakuan dilakukan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Malang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan biji kedelai (Glycine max) sangrai sebagai pakan flushing terhadap penampilan reproduksi kelinci betina New Zealand White. Materi penelitian yang digunakan adalah 16 ekor kelinci betina New Zealand White. Pakan hijauan yang digunakan yaitu sawi, dan konsentrat yang digunakan adalah pollard dan biji kedelai sangrai. Metode penelitian yang digunakan adalah percobaan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 4 perlakuan, dan apabila ada pengaruh yang berbeda nyata akan dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncans. Pakan yang digunakan sebagai perlakuan antara lain : P0 (pakan kontrol), P1 (pakan kontrol dengan biji kedelai sangrai 30 g), P2 (pakan kontrol dengan biji kedelai sangrai 60 g), P3 (pakan kontrol dengan biji kedelai sangrai 90 g). Variabel yang diamati meliputi konsumsi pakan, Pertambahan Bobot Badan (PBB) dan penampilan reproduksi. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa diantara perlakuan tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap penampilan reproduksi (P>0,05) tetapi memberikan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) terhadap konsumsi BK, PK,n SK,LK dan BETN dan PBB. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan biji kedelai dengan metode sangrai pada penelitian tidak sesuai digunakan sebagai pakan ”flushing” kelinci betina New Zealand White