Pengaruh penggantian pollard dengan bekatul fermentasi dalam pakan terhadap penampilan produksi kelinci Peranakan New Zealand White

Penelitian dilaksanakan selama 5 minggu mulai Juli sampai Agustus 2008 di peternakan kelinci milik Bapak Bambang yang berlokasi di Desa Plosolor, Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri. Sedangkan analisis proksimat bahan pakan dan pakan perlakuan dilakukan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Malang.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggantian pollard dengan bekatul fermentasi dalam pakan terhadap penampilan produksi kelinci peranakan New Zealand White . Materi penelitian yang digunakan adalah 20 ekor kelinci peranakan New Zealand White lepas sapih. Pakan hijauan yang digunakan yaitu rumput lapang, dan konsentrat yang digunakan adalah ampas tahu, pollard dan bekatul fermentasi. Metode penelitian yang digunakan adalah percobaan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 4 perlakuan, dan apabila ada pengaruh yang berbeda nyata akan dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncans. Pakan yang digunakan sebagai perlakuan antara lain : P0 (pakan kontrol tanpa penggantian pollard), P1 (pakan kontrol dengan penggantian pollard sebesar 33,33 % manggunakan bekatul fermentasi), P2 (pakan kontrol dengan penggantian pollard sebesar 66,67 % manggunakan bekatul fermentasi), P3 (pakan kontrol dengan penggantian pollard sebesar 100 % manggunakan bekatul fermentasi). Variabel yang diamati meliputi konsumsi pakan, Pertambahan Bobot Badan (PBB), konversi pakan dan Income Over Feed Cost (IOFC). Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa diantara perlakuan tidak memberikan pengaruh yang nyata (P>0,05) terhadap konsumsi BK, BO, PK dan konversi pakan. Tetapi memberikan pengaruh yang nyata (P<0,05) terhadap PBB dan sangat nyata (P<0,01) terhadap IOFC. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan 33,33 % bekatul fermentasi sebagai pengganti pollard dalam pakan kelinci merupakan level yang optimal untuk meningkatkan konsumsi pakan, PBB, dan IOFC serta menurunkan angka konversi pakan