Pengaruh Ekstrak Florotanin Sargassum sp terhadap Histopatologi Hati Tikus Diabetes Melitus.

Sargassum sp merupakan salah satu jenis rumput laut coklat sebagai sumber polifenol di bidang perikanan dan kelautan. Polifenol merupakan senyawa bioaktif alami yang memiliki ciri adanya cincin aromatik dan satu gugus hidroksil sehingga dapat bertindak sebagai penagkal radikal bebas dalam tubuh. Polifenol memiliki kemampuan sebagai antioksidan, antivirus, antialergi, antikangker dan antihperglikemik. Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit yang disebabkan gangguan metabolik dan memiliki karakteristik hiperglikemik atau kadar glukosa tinggi diatas kadar normal. Tingginya kadar glukosa dapat menyebabkan penumpukan radikal bebas dalam tubuh dan menjadi manivestasi terjadinya kerusakan sel pada organ. Hati merupakan organ yang rentan terhadap gangguan metabolik, toksis, mikroba, dan radikal bebas. Pencegahan hiperglikemik dan radikal bebas pada penderita diabetes melitus dapat dilakukan pemberian polifenol. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kemampuan polifenol pada Sargassum sp sebagai antihiperglikemik dan mencegah kerusakan sel histopatologi hati Prosedur pembuatan ekstrak yaitu Sargassum sp dikeringkan, ditepungkan, dimaserasi dengan pelarut metanol p.a, disaring, dipekatkan, disemprot gas N2, dan dikering bekukan. Kadar florotanin ditentukan dengan menggunakan metode Folin-Ciocalteu. Kadar florotanin ekstrak ditentukan dengan spektrofotometer dengan menggunakan floroglusinol sebagai standar. Pengujian dalam penelitian ini dilakukan pada tikus (Rattus norvegicus) dengan berat badan ± 200 g. Tikus diabetes melitus didapat dengan menginduksi streptozotocin dosis 40 mg/kg BB dalam larutan penyangga sitrat pH 4,5. Tikus dengan kadar glukosa darah > 200 mg/dL pada hari ketujuh setelah penginduksian digunakan dalam penelitian. Perlakuan dalam uji ini meliputi normal, normal + gliklazid 30 mg/kg BB yang dilarutkan dalam minyak wijen, diabetes melitus, diabetes melitus + gliklazid 30 mg/kg BB yang dilarutkan dalam minyak wijen, diabetes melitus + ekstrak 200 mg/kg BB yang dilarutkan dalam minyak wijen, diabetes melitus + ekstrak 400 mg/kg BB yang dilarutkan dalam minyak wijen, dan diabetes melitus + ekstrak 600 mg/kg BB yang dilarutkan dalam minyak wijen. Pengamatan kadar glukosa darah dilakukan pada hari ke-45. Pada hari ke-46 tikus coba dibedah untuk pengujian histpatologi hati. Hasil menunjukkan bahwa yield ekstrak Sargassum sp sebesar 0,31%. Kadar florotanin ekstrak Sargassum sp sebesar 0,00067496 mg/mg sampel. Kadar florotanin yang terserap pada tikus coba perlakuan E (dosis 200 mg/kg BB) yaitu 98,84%, pada perlakuan F (dosis 400 mg/kg BB) sebesar 99,66%, dan pada perlakuan G (dosis 600 mg/kg BB) yaitu 99,75%. Hasil pengamatan kadar glukosa darah pada akhir masa penelitian menunjukkan bahwa florotanin ekstrak Sargassum sp dosis 600 mg/kgBB belum mampu menurunkan kadar glukosa darah dan histopatologi hati tikus coba mencapai kondisi normal