Pengaruh Florotanin Ekstrak Sargassum sp terhadap Lactobacillus acidophilus dan Escherichia coli pada Feses Tikus Diabetes Melitus

Diabetes melitus (DM) adalah gangguan metabolisme yang dihasilkan dari pengurangan insulin yang tersedia untuk fungsi normal sel dalam tubuh. Diabetes dapat mempengaruhi jumlah mikroflora dalam usus. Polifenol diketahui dapat mempengaruhi perumbuhan bakteri dalam usus. Polifenol dalam rumput laut coklat dikenal dengan istilah Florotanin. Tujuan penelitian ini adalah mengetahu efek pemberian Florotanin ekstrak Sargassum sp terhadap kadar glukosa darah, pertumbuhan Lactobacillus acidophilus dan pertumbuhan Escherichia coli pada feses tikus diabetes melitus. Diabetes mellitus merupakan salah satu gangguan metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia kronik. Kadar radikal bebas pada penderita DM memang cukup tinggi. Kadar radikal bebas yang tinggi dapat merusak bagian sel pada duodenum. Pencegahan kerusakan dilakukan dengan pemberian antioksidan. Polifenol merupakn salah satu antioksidan dengan kandungan florotanin yang terdapat dalam Sargassum sp. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh florotanin ekstrak Sargassum sp terhadap histopatologi duodenum tikus DM. Sargassum sp diperoleh pada Januari 2016 dari perairan Pulau Talango, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur. Rumput laut yang didapatkan selanjutnya dibersihkan, dicuci, dihaluskan, dimaserasi dengan metanol, disaring, diremaserasi, disaring, dievaporasi, disemprot dengan N2, di-freeze drying, didapatkan ekstrak, diuji polifenol dan diberikan pada hewan uji. Kadar florotanin dalam ekstrak Sargassum sp ditentukan dengan spektrofotometer dan menggunakan floroglusinol sebagai standar. Pengujian dilakukan pada tikus Rattus norvegicus strain wistar berjenis kelamin jantan. Tikus DM didapatkan dengan cara menginjeksi Streptozotocin (STZ) dengan dosis 40 mg/kg BB yang dilarutkan dalam buffer sitrat pH 4,5. Tikus yang telah diinjeksi dengan STZ ditunggu selama 7 hari dan diperiksa kadar gula darah. Apabila pada hari ke 7 tersebut kadar glukosa darah > 200 mg/dL dapat digunakan dalam penelitian. Pengamatan kadar glukosa darah yang diukur setiap 9 hari hingga hari ke-45. Pemberian Florotanin ekstrak dilakukan setiap hari selam 45 hari dengan dosis 200 mg/kg BB, 400 mg/kg BB dan 600 mg/kg BB. Pengujian dilakukan pada hari ke-46 dengan dilakukan pembedahan, lalu diambil feses pada bagian cecum untuk uji kadar Florotanin yang terkandung dalam feses selanjutnya diukur persentase penyerapan Florotanin dan total L. acidophilus serta total E. coli. Analisis data yang dilakukan untuk parameter yield ekstrak secara deskriptif sedangkan parameter kadar Florotanin ekstrak, kadar glukosa darah, total L. acidophilus dan total E. coli dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) sederhana dan uji lanjut Duncan 5%. Penentuan dosis terbaik dilakukan dengan metode DeGarmo. Hasil menunjukkan bahwa perhitungan yield dari florotanin ekstrak Sargassum sp sebesar 0,31%. Kadar Florotanin ekstrak Sargassum sp sebesar 0,67496 setara μg floroglusinol/mg ekstrak. Kadar Florotanin yang terserap pada tikus coba perlakuan E dengan dosis 200 mg/kg BB florotanin terserap sebesar 98,83%. Perlakuan F dosis 400 mg/kg BB florotanin terserap sebesar 99,66%. vi Perlakuan G dengan dosis 600 mg/kg BB mempunyai kadar florotanin terserap 99,74%. Pemberian florotanin ekstrak Sargassum sp selama 45 hari mampu menurunkan kadar glukosa darah pada tikus DM. Didapat kadar glukosa darah pada hari ke-45 dengan dosis 200 mg/kg BB kadar glukosa darah sebesar 416,6 mg/dL, dosis 400 mg/kg BB kadar glukosa darah sebesar 391,8 mg/dL dan dosis 600 mg/kg BB kadar glukosa darah sebesar 286 mg/dL. Hasil uji total L. acidophilus pada tikus diabetes melitus sebesar 5,11 log c.f.u/g. Pemberian ekstrak Sargassum sp dapat meningkatkan total L. acidophilus. Pemberian dosis ekstrak 200 mg/kg BB dapat menghasilkan total L. acidophilus sebesar 5,11 log c.f.u/g, pemberian dosis ekstrak 400 mg/kg BB menghasilkan total L. acidophilus sebesar 5,18 log c.f.u/g, dan pemberian dosis ekstrak 600 mg/kg BB dapat meningkatkan total L. acidophilus hingga 5,3 log c.f.u/g. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak Sargassum sp belum mampu meningkatkan total L. acidophilus hingga kondisi normal yaitu sebesar 8-10 log c.f.u/g. Hasil uji total E. coli pada tikus diabetes melitus sebesar 8,47 log c.f.u/g. Pemberian ekstrak Sargassum sp dapat menurunkan total E. coli. Pemberian dosis ekstrak 200 mg/kg BB dapat menghasilkan total E. coli sebesar 7,57 log c.f.u/g, pemberian dosis ekstrak 400 mg/kg BB menghasilkan total E. coli sebesar 7,41 log c.f.u/g, dan pemberian dosis ekstrak 600 mg/kg BB dapat menurunkan total E. coli hingga 7,14 log c.f.u/g. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak Sargassum sp belum mampu menurunkan total E. coli hingga kondisi normal yaitu sebesar 8-10 log c.f.u/g. Terdapat hubungan antara glukosa darah dengan total L. acidophilus dan total E. coli. Tidak hanya kadar glukosa yang berpengaruh, namun pemberian bahan kimia juga memberikan efek pada total L. acidophilus dan total E. coli. Pada uji De Garmo didapat perlakuan terbaik yaitu perlakuan A sebesar 0,80 dan perlakuan terbaik pada treatment pemberian dosis yaitu perlakuan G dengan dosis tertinggi 600mg/kgBB sebesar 0,52