Pengaruh Pemberian Bakteri Lactobacillus plantarum pada Hematologi Ikan Patin Jambal (Pangasius djambal) yang diinfeksi Bakteri Edwardsiella tarda

Ikan air tawar yang banyak dibudidayakan dan mempunyai nilai ekonomis tinggi adalah jenis catfish salah satunya ikan Patin. Jenis ikan ini sangat rentan terhadap penyakit Edwardsielliosis yang disebabkan oleh bakteri E. tarda. Peningkatan penggunaan antibiotik dapat diikuti oleh bertambahnya penyakit patogenik, karena meningkatnya resistensi bakteri patogen terhadap bahan kimia (antibiotik). Penggunaan bakteri probiotik sebagai agen biokontrol pada perikanan menawarkan alternatif pemecahan untuk menanggulangi permasalahan tersebut, yang bertujuan untuk menekan atau menghambat pertumbuhan bakteri patogen tanpa menimbulkan dampak buruk pada sistem keseimbangan ekologis bakteri. L. plantarum merupakan salah satu bakteri asam laktat yang mampu bertindak sebagai antibakteri patogen. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian bakteri L. plantarum terhadap hematologi ikan Patin Jambal (P. djambal) yang diinfeksi oleh bakteri E. tarda. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Budidaya Ikan divisi Penyakit dan Kesehatan Ikan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya, Malang pada 28 November 2016 s/d 28 Januari 2017. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Rancangan Acak Lengkap (RAL). Penelitian ini menggunakan bakteri L. plantarum dengan dosis 103 CFU/ml (A), 108 CFU/ml (B) dan 1013 CFU/ml (C). Parameter utama dalam penelitian ini adalah pengamatan terhadap sel darah yang meliputi sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), kadar hemoglobin, dan kadar hematokrit pada ikan Patin yang diinfeksi bakteri E. tarda. Sampel diambil pada jam 0, 12, 24 dan 36 jam setelah penginfeksian. Sebelum ikan Patin diinfeksi, ikan direndam dengan L. plantarum selama 7 hari. Parameter penunjang yang diamati dalam penelitian ini adalah prosentase kelulushidupan (survival rate), suhu, derajat keasaman (pH) dan oksigen terlarut (DO) selama pemeliharaan. Hasil yang didapatkan setelah penelitian sebagai berikut. Koefisien determinasi (R2) yang didapatkan dari parameter eritrosit yang diperoleh pada 0 jam = 0,8448; 12 jam = 0,879; 24 jam = 0,8261 dan 36 jam = 0,7846. Sedangkan koefisien determinasi (R2) pada parameter leukosit yang diperoleh pada 0 jam = 0,9497; 12 jam = 0,6408; 24 jam = 0,7125 dan 36 jam = 0,7105. Pengamatan hematokrit mendapatkan koefisien determinasi (R2) yang diperoleh pada 0 jam = 0,9826; 12 jam = 0,9678; 24 jam = 0,8929 dan 36 jam = 0,8512. Adapun koefisien determinasi (R2) yang didapatkan dari parameter hemoglobin yang diperoleh pada 0 jam = 0,9119; 12 jam = 0,8673; 24 jam = 0,8230 dan 36 jam = 0,8082. Hasil dari pengamatan parameter tambahan untuk kualitas air menunjukkan hasil yang masih dalam kisaran normal. Sedangkan prosentase kelulushidupan ikan Patin tertinggi pada perlakuan C (1013 CFU/ml) dan B (108 CFU/ml) sebesar 90%, sedangkan kelulushidupan ikan Patin terendah pada perlakuan A (103 CFU/ml). Dapat disimpulkan bahwa pemberian bakteri L. plantarum berpengaruh terhadap hematologi ikan Patin Jambal (P. djambal) yang diinfeksi bakteri E. tarda dengan B sebagai perlakuan terbaik