Total Kepadatan Dan Pembentukan Biofilm Bakteri Aeromonas Hydrophila Pada Substrat Yang Berbeda

Penyakit bakterial yang sering menginfeksi spesies ikan air tawar salah satunya adalah bakteri Aeromonas hydrophila. Mikroorganisme patogen ini diketahui mampu membentuk biofilm pada permukaan perairan dan peralatan industri dengan kondisi yang sesuai. Umumnya, bahan dapat dipisah menjadi 2 kelas. Pertama, bahan dengan permukaan yang kasar, yang relatif hidrofilik, seringkali bermuatan negatif, dan juga terbuat dari bahan anorganik seperti kaca, besi, atau mineral-mineral, dan yang kedua adalah bahan dengan permukaan halus, yang relatif hidrofobik. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pembentukan biofilm serta untuk menentukan total kepadatan bakteri A. hydrophila pada substrat terpal, HDPE, plastik mulsa. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif. Parameter uji yang dilakukan dengan dua macam uji, yaitu parameter utama dan parameter penunjang. Pada penelitian ini beberapa substrat budidaya diamati untuk mengetahui pengaruhnya terhadap pembentukan biofilm A. hydrophilla. Pembentukan biofilm dihitung berdasarkan Biofilm Coverage Rate (BCR) dan total kepadatan bakteri. Didapat hasil nilai BCR rata-rata tertinggi yaitu pada substrat terpal 36,346% pada jam ke-24, sedangkan nilai BCR rata-rata terendah yaitu pada substrat kaca yaitu 0,028% pada jam ke-8. Nilai total kepadatan bakteri rata-rata tertinggi yaitu pada substrat plastik HDPE yaitu 5.314, sedangkan nilai total kepadatan bakteri rata-rata terendah yaitu pada substrat kaca yaitu 8 kepadatan pada jam ke-24. Kemampuan bakteri untuk dapat menempel pada permukaan substrat merupakan parameter penting dalam pembentukan biofilm. Mikroorganisme melekat lebih cepat untuk bahan hidrofobik, permukaan non-polar seperti Teflon dan plastik dibanding dengan bahan hidrofilik seperti kaca dan logam. Total kepadatan bakteri berhubungan erat dengan pembentukan biofilm, karena pembentukan biofilm merupakan melekatnya bakteri di suatu permukaan. Sehingga semakin licin suatu permukaan maka semakin kecil kemungkinan nutrisi menetap lama untuk bersentuhan dengan permukaan substrat. Pembentukan biofilm selanjutnya dapat divisualisasikan menjadi bentuk tiga dimensi (3D) dengan memanfaatkan software Image-J. Software ini dapat memperlihatkan struktur biofilm dan aktifitas perubahan interaksi bakteri dalam pembentukan biofilm