Uji Aktivitas Ekstrak Kasar Alga Coklat (Sargassum Filipendula) Sebagai Antibakteri Terhadap Bakteri Salmonella Typhi

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal Januari – Maret 2016 bertempat di Laboratorium Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Malang, Laboratorium Keamanan Hasil Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Malang, PT. Gelora Djaja, Tandes Surabaya. Maksud dari penelitian ini adalah mengetahui Tingkat efektivitas ekstrak kasar Sargassum filipendula terhadap bakteri Salmonella typhi dengan konsentrasi dan pelarut yang berbeda dengan metode uji cakram. Dan untuk Mengetahui senyawa bioaktif dalam Sargassum filipendula yang didapatkan dari uji fitokimia dan GC-MS. Metode penelitian pada penelitian ini adalah kuantitatif. Dari teori-teori yang didapatkan sebelumnya diolah hingga menghasilkan suatu data yang dianalisa dengan RAL faktorial. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan pelarut yang berbeda yaitu etanol dan metanol serta variasi konsentrasi 500, 5000, 10.000 ppm menggunakan DMSO 10% sebagai kontrol. Variabel terikat pada penelitian ini adalah perbedaan lebar diameter daerah hambatan anti bakteri pada bakteri yaitu Salmonella typhi yang terlihat sebagai zona bening disekitar kertas cakram dan dinyatakan dalam satuan milimeter (mm). Proses dari penelitian ini adalah bahan baku Sargassum filipendula segar didatangkan dari kabupaten Madura. Setelah itu dibersihkan, lalu dijemur hingga kering. Selanjutnya dilakukan proeses pendebuan untuk mendapatkan hasil filtrat yang baik. Setelah itu dilakukan ekstraksi terbagi menjadi 2 perlakuan dan evaporasi adalah penguapan pelarut untuk menghasilkan ekstrak kasar. Dilakukan uji cakram untuk mengetahui efektivitas dengan konsentrasi yang berbeda dari masing-masing pelarut yang berbeda menggunakan 4 ulangan. Dilakukan uji fitokimia, MIC dan MBC, dan uji GC-MS untuk mengetahui senyawa bioaktif yang terdapat dalam ekstrak kasar Sargassum filipendula. Dari data yang didapatkan jumlah rata-rata dari setiap perlakuan mulai dari kontrol DMSO 10% tanpa ekstrak hingga menggunakan konsentrasi 10.000 ppm. Kontrol DMSO 10% didapatkan rata-rata 1,20 mm pada metanol dan 1,17mm pada kontrol etanol. Konsentrasi 500 ppm dengan pelarut metanol memiliki rata-rata zona hambat sebesar 2,62 mm dan dengan pelarut etanol memiliki zona hambat sebesar 1,43 mm. Konsentrasi 5000 ppm dengan pelarut metanol didapatkan rata-rata zona hambat sebesar 4,66 mm dan dengan pelarut etanol didapatkan rata-rata zona hambat sebesar 4,41 mm. Konsentrasi 10.000 ppm dengan menggunakan pelarut metanol didapatkan rata-rata zona hambat sebesar 5,44 mm dan dengan pelarut etanol didaptkan rata-rata zona hambat sebesar 5,28 mm. Dan hasil uji fitokimia dari Sargassum filipendula terdapat senyawa flavonoid, terpenoid, saponin, dan tannin. Dan untuk hasil GC-MS didapatkan urutan puncak tertinggi adalah hexadecanoic acid atau asam lemak, chlorobenzenesulfonamide atau biasa disebut benzene, solanesol atau terpenoid dan senyawa lainnya adalah naphthalene atau naftalena