Analisis Biologi Ikan Lemuru (Sardinella lemuru) Yang Tertangkap Di Perairan Selat Bali

Perairan Selat Bali merupakan daerah sumberdaya ikan lemuru bernilai ekonomis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan panjang– berat, faktor kondisi, tingkat kematangan gonad (TKG), fekunditas, rasio kelamin jantan dan betina (sex ratio) ikan lemuru (Sardinella lemuru) yang tertangkap di Selat Bali. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2015. Metode penelitian ini adalah deskriptif dan observasi. Pengambilan sampel dilakukan pada 2 lokasi pendaratan ikan lemuru di Muncar–Banyuwangi dan Pengmbengan–Bali. Selain itu juga dilakukan pengukuran kualitas air yang terdiri dari suhu, pH, Oksigen terlarut, Salinitas dan TOM. Pengambilan sampel dilakukan 3 kali sampling dengan selang 1 hari. Pengukuran parameter fisika–kimia dilakukan langsung di lapang (in situ) kecuali untuk pengukuran total bahan organik dilakukan di laboratorium dan identifikasi ikan di lakukan di lapang. Ikan yang diambil pada penelitian ini sebanyak 524 ekor 258 ekor ikan diambil di tempat pelelangan ikan Muncar dan 266 ekor diambil dari tempat pelelangan ikan Pengambengan. Panjang rata–rata ikan lemuru jantan adalah 15,5 cm di Muncar dan 15,9 cm di Pengambengan, sedangkan panjang rata–rata ikan lemuru betina adalah 15,9 di Muncar dan 15,8 cm di Pengambengan. Kisaran berat ikan lemuru jantan yang tertangkap adalah 31,6 gram di Muncar dan 33,03 gram di Pengambengan. Kisaran berat ikan lemuru betina yang tertangkap adalah 33,6 gram dan 32,8 gram dari hasil tangkapan ±1–2 ton/hari. Berdasarakan hasil analisis hubungan panjang dan berat ikan lemuru yang didaratkan ditempat pelangan ikan Muncar didapatkan W= 0,061L2,23 dengan nilai b=2,03 dan didapatkan nilai faktor kondisi 1,001 untuk ikan lemuru jantan dan W=0,050L2,29 dengan nilai b=2,29 dan didapatkan nilai faktor kondisi 1,002 untuk ikan betina. Sedangkan untuk ikan lemuru yang didaratkan di Pengambengan didapatkan W=0,117L2,01 dengan nilai b=2,01 dan didapatkan nilai faktor kondisi 1,001 untuk ikan jantan dan W=0,112L2,03 dengan nilai b=2,03 dan didapatkan nilai faktor kondisi 1,003 untuk ikan betina. Berdasarkan hasil dapat disimpulkan bahwa pola pertumbuhan ikan lemuru yang ada di Selat Bali terogolong allometrik negatif dan kondisinya tidak gemuk. Hasil pengamatan TKG ikan lemuru yang ada di Selat Bali didoniminasi oleh TKG II yaitu dara berkembang diduga karena belum memasuki musim pemijahan. Hasil perhitungan IKG ikan lemuru yang ada di Selat Bali yaitu IKG ikan lemuru jantan lebih kecil dari pada ikan lemuru betina diduga karena ikan lemuru betina mengalami perkembangan gonad. Hasil perhitungan didapat ukuran ikan pertama kali matang gonad (Lm) ikan lemuru jantan sebesar 12,4 cm dan 11,4 cm, untuk ikan lemuru betina didapatkan nilai Lm sebesar 14,9 cm dan 12,12 cm sehingga dapat disimpulkan bahwa ikan lemuru di perairan Selat Bali sudah mencapai ukuran pertama kali matang gonad. Berdasarkan hasil perhitungan kualitas air untuk perairan Selat Bali masih mendukung kehidupan ikan lemuru karena parameter yang diukur masih dalam batas optimal untuk kehidupan ikan lemuru. Berdasarkan hasil penelitian disarankan perlu adanya perencanaan dan penyusunan kembali kebijakan– kebijakan terkait aktivitas di perairan Selat Bali yang dapat mempengaruhi ekosistem ikan dan juga perlu adanya pengaturan mesh size untuk penangkapan ikan lemuru