Variasi Pemberian Tepung Biji Kapuk Dalam Formulasi Pakan Terhadap Daya Cerna Ikan Bawal Air Tawar (Colossoma Macropomum) Ukuran 8-10 Cm

Ikan bawal air tawar C. macropomum merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang Mudah dalam pembudidayaan dan memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi. Harga bawal air tawar lebih murah dan lebih terjangkau oleh berbagai lapisan masyarakat. Untuk menunjang produksi ikan bawal dalam budidaya hal terpenting yang harus diperhatikan adalah pakan. Kebutuhan pakan selama budidaya dapat mencapai sekitar 60-70% dari biaya operasional budidaya. Kualitas suatu pakan akan dipengaruhi oleh komposisi bahan baku yang digunakan. Semakin banyak sumber protein yang digunakan, maka semakin baik pula kualitas pakan tersebut. Sumber protein yang sering digunakan dalam industri pellet ikan adalah tepung ikan dan tepung kedelai. Oleh karena itu diperlukan alternatif bahan baku yang selama ini belum biasa digunakan sebagai pelet komersial tetapi bernilai gizi tinggi dan tidak bersaing dengan kebutuhan pangan. Bahan baku tersebut antara lain berasal dari biji kapuk yang dapat menggantikan kedelai. Tujuan dari penelitian mengenai variasi pemberian tepung biji kapuk (Ceiba pentandra) dalam formula pakan benih ikan bawal air tawar adalah Untuk mengetahui pengaruh tepung biji kapuk (C. pentandra) dalam formula pakan terhadap daya cerna benih ikan bawal air tawar (C. macropomum) dan Untuk mengetahui persentase pemberian tepung biji kapuk (C. pentandra) dalam formulasi pakan yang menunjukan daya cerna terbaik pada benih ikan bawal air tawar (C. macropomum). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari – Juni 2016 di Laboratorium Nutrisi Ikan, Laboratorium Perekayasaan Hasil Perikanan dan Laboratorium Reproduksi Ikan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya, Malang. Metode dalam penelitian ini adalah eksperimen menggunakan RAL dengan 5 perlakuan yang isoprotein (30%) masing-masing perlakuan 3 kali ulangan. Substitusi protein tepung biji kapuk terhadap protein tepung kedelai dalam formula pakan yang digunakan yakni 0%, 25%, 50%, 75% dan 100%. Parameter utama adalah daya cerna protein, daya cerna lemak dan daya cerna energi. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa Subtitusi protein tepung biji kapuk terhadap protein tepung kedelai dengan presentase berbeda berpengaruh sangat nyata terhadap daya cerna ikan. subtitusi protein tepung biji kapuk dengan presentase yang berbeda memberikan hasil terbaik pada subtitusi protein 75% (D) dengan nilai daya cerna protein 80,12 ± 0,21. Dengan semakin tingginya presentase subtitusi protein tepung biji kapuk dalam pakan maka daya cerna protein pada ikan semakin meningkat namun pada perlakuan E nilai daya cerna protein menurun. Hal ini mungkin disebabkan adanya penggunaan bahan pakan yang mengandung serat kasar dan gosipol yang tinggi sehingga susah untuk dicerna., kemudian memberikan hasil terbaik pada daya cerna lemak sebesar 84,88 ± 0,81 pada perlakuan 100%(E) semakin tinggi persentase subtitusi protein tepung biji kapuk daya cerna lemak semakin tinggi. hal ini diduga karena adanya peningkatan kandungan lemak pada pakan dan daya cerna energi terbaik baik pada perlakuan 100%(E) sebesar 76,89 ± 0,2