Pengaruh Perlakuan Kombinasi Pupuk Urea Dan Media Ekstrak Tauge Terhadap Kepadatan Dan Kandungan Protein Spirulina Sp.

Mikroalga adalah kelompok tumbuhan berukuran renik yang termasuk dalam kelas alga, diameternya antara 3-30 μm, baik sel tunggal maupun koloni yang hidup di seluruh wilayah perairan tawar maupun laut, yang lazim disebut fitoplankton. Spirulina sp. merupakan organisme planktonik yang bersifat autotrof, tidak memiliki inti sel sejati (prokariotik), uniselular dan berbentuk filamen menyerupai spiral berwarna biru-hijau. Salah satu media pertumbuhan yang dapat digunakan untuk kultur mikroalga spirulina sp adalah MET (Media Ekstrak Tauge). MET mengandung unsur makro terutama fosfat dalam jumlah yang tinggi. Selain itu dilengkapi pula dengan unsur mikro, mineral, asam amino dan vitamin (tiamin, riboflavin, piridoksin, triptofan, asam pantotenat, vitamin K dan vitamin C) yang berperan sebagai growth factor dalam pertumbuhan alga. Selain fosfat, unsur makro lain yang mendukung penyusun senyawa dalam sel, termasuk protein dan klorofil untuk fotosintesis adalah nitrogen. Karena protein berasal dari nitrogen sehingga diperlukan penambahan jenis pupuk lain sebagai sumber nitrogen yaitu pupuk urea. (Amanatin dan Nurhidayati, 2013). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perlakuan kombinasi pupuk urea dan Media Ekstrak Tauge (MET) terhadap kepadatan sel serta kandungan protein Spirulina sp. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - April 2015 yang bertempat di Laboratorium Lingkungan dan Bioteknologi Perairan serta Laboratorium Reproduksi Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Malang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 4 perlakuan dan 3 kali ulangan. Perlakuan pada penelitian ini yaitu pemberian kombinasi pupuk urea dan media Ekstrak Tauge (MET) dengan dosis pupuk: A (Pupuk Urea 100 ppm; MET 2%), B (Pupuk Urea 100 ppm; MET 4%), C (Pupuk Urea 100 ppm; MET 6%), dan Kontrol (pupuk walne 1ml/L). Hasil pengamatan kepadatan sel menunjukkan bahwa perlakuan pupuk dengan dosis A merupakan perlakuan paling baik dengan rata-rata kepadatan 1.263.333 sel/ml, di ikuti perlakuan B sebesar 1.163.333 sel/ml, lalu perlakuan C sebesar 1.136.667 sel/ml, dan kontrol sebesar 1.086.667 sel/ml. Hasil rata-rata laju pertumbuhan selama 6 hari pada masing-masing perlakuan yaitu: A= 330.000 sel/ml, B= 243.333 sel/ml, C= 250.000 sel/ml dan kontrol sebesar 286.667 sel/ml. Adapun nilai protein masing-masing perlakuan sebagai berikut: perlakuan A= 0,74%, perlakuan B= 0,35%, perlakuan C= 0,70% dan kontrol 2,32%. Parameter kualitas air pada saat kultivasi yang meliputi suhu berkisar 25-26, oksigen terlarut berkisar 7,31 - 7.94 mg/l, salinitas berkisar 30 – 32 ppt, CO2 berkisar 8,0 – 59,9 mg/l, nitrat berkisar 0,380 - 0,986 mg/l, orthofosfat berkisar 0.045 - 0.200 mg/l, dan pH berkisar 7,44 – 8,20. Secara keseluruhan, kualitas air pada media kultivasi dapat ditolerir oleh mikroalga Spirulina sp. Kesimpulan pada penelitian ini yaitu, pengaruh perlakuan pupuk urea dan kombinasi Media Ekstrak Tauge akan memberikan pengaruh terhadap kepadatan sel dan kandungan protein Spirulina sp. Berdasarkan hasil penelitian, maka disarankan menggunakan pupuk dengan konsentrasi Pupuk Urea 100 ppm; MET 2% karena menghasilkan kepadatan sel maupun kandungan protein tertinggi dibandingkan perlakuan MET lainnya