Strategi Pengembangan Usaha Di Ukm Bandeng Presto Di Desa Ngrambe, Kecamatan Ngrambe, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur

Indonesia memiliki sumberdaya perikanan yang kaya dan potensial, baik dari perikanan laut, perairan umum maupun perikanan budidaya. Pada faktanya, tidak semua wilayah Indonesia dapat tercukupi kebutuhan akan protein karena ketersediaan ikan perkapita belum terdistribusi secara merata. Terbatasnya bentuk olahan ikan merupakan salah satu penyebab rendahnya tingkat konsumsi ikan penduduk Indonesia sehingga perlu adanya inovasi yang baik dari produsen atau UMKM untuk membuat inovasi produk perikanan. Salah satu produk periakan yang cukup baik adalah bandeng presto sehingga perlu dilakukan perencanaan pengembangan usaha dengan menganalisis aspek-aspek apa saja yang menjadi menjadi faktor internal dan eksternal dari usaha tersebut. Penelitian ini dilakasanakan pada bulan Maret-April pada UKM Bandeng Presto milik Bu Darmi yang berada di Desa Ngrambe, Kecamatan Ngrambe, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Penelitian ini menggunakan pendekatan Studi Kasus, yaitu dengan melibatkan pemilik UKM Bandeng Presto dalam melakukan proses identifikasi, analisis, dan perumusan strategi. Metode pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Metode analisis data adalah deskriptif kualitatif untuk mengidentifikasi kondisi internal usaha terutama aspek teknis, pemasaran, manajemen, dan yuridis pada UKM Bandeng Presto, serta faktor eksternal yang mempengaruhi usaha. Pendekatan ini digunakan untuk menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman pada UKM Bandeng Presto, serta merumuskan strategi pengembangan usaha. Metode analisis yang kedua adalah metode deskriptif kuantitatif untuk menganalisis aspek finansiil internal usaha, serta untuk menganalisis strategi pengembangan usaha dengan Matriks IFAS, Matriks EFAS, Diagram SWOT, Matriks SWOT, dan QSPM. Tujuan dari penelitian ini adalah 1) Menganalisis kondisi faktual faktor internal (aspek teknis, aspek pemasaran, aspek finansiil, aspek manajemen dan aspek hukum) dan faktor eksternal (politik, ekonomi, sosial, dan teknologi serta pemasok dan pesaing) pada usaha bandeng presto 2) Menyusun SWOT (Strength, Weakness, Opportunity dan Threat) dari usaha bandeng presto 3) Menyusun perencanaan strategis pengembangan usaha bandeng presto. Aspek teknis pada UKM Bandeng Presto ini terdiri dari proses mendatangkan bahan baku, pencucian ikan, penataan pada besek ikan, pembelahan dan pembuangan isi perut ikan, penggaraman dan penataan setiap tali, pengukusan, dan pengangkatan. Dalam aspek ini, usaha bandeng presto Bu Darmi dinilai masih ada beberapa hal yang kurang baik, salah satunya adalah terkait dengan proses pembuatan bandeng presto yang masih menggunakan cara tradisional sehingga menyebabkan kurang efektif dan efisien dan kehigenisan produk masih kurang terjaga dengan baik. Berdasarkan hasil analisis finansiil yang dilakukan baik analisis finansiil jangka pendek maupun jangka panjang mendapatkan hasil bahwa usaha bandeng presto masih layak untuk dijalankan karena masih mampu bertahan di pasaran dan mendapatkan keuntungan. Dalam aspek pemasaran ada beberapa hal yang perlu untuk diketaui diantaranya adalah produk, harga, margin pemasaran, dan daerah pemasaran. Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa usaha bandeng presto ini mempunyai jaringan pemasaran yang kurang luas dan inovasi produk yang rendah serta margin pemasaran yang tidak begitu tinggi. Dalam aspek manajemen pada udaha bandeng presto tidak ada struktur organisasi yang jelas dan seluruh kegiatan yang berhubungan dengan produksi langsung berpusat pada pemilik usaha. Pengawasan dan pengarahan juga dilakukan oleh beliau secara langsung. Managemen secara keseluruhan dapat dikatakan kurang begitu baik. Pada usaha bandeng presto ini belum memiliki NPWP. Usaha ini hanya memiliki SIUP dan surat keterangan usaha dari Dinas terkait. Berdasarkan hasil analisis SWOT yang dilakukan, didapatkan hasil bahwa kekuatan didapatkan lebih banyak daripada kelemahan, dan mempunyai peluang yang lebih banyak dari ancaman yang ada. Pada usaha tersebut masih menggunakan peralatan tradisonal sehingga membuat prduksi kurang begitu efektif dan efisien. Pemilik usaha belum mampu melakukan manajemen usaha dengan baik sehingga menyebabkan kemampuan promosi kurang serta inovasi produk rendah. Tetapi usaha ini sudah cukup lama bermain di pasaran sehingga sudah mempunyai branding nama dan pelanggan tetap bandeng presto, juga lokasi usaha terletak di tempat yang strategis. Adanya pesaing juga menjadi ancaman tersendiri bagi usaha ini tetapi kemudian ancaman tersebut dapat diminimalisir dengan menjalin hubungan baik antar produsen atau pengusaha, serta adanya dukungan dari Dinas terkait. Nilai-nilai koordinat pada diagram SWOT bernilai positif, sumbu horizontal menunjukan nilai (x) sebesar 0,50 dan sumbu vertikal (y) sebesar 0,35. Sehingga bila ditarik garis lurus didapatkan titik potong atau titik koordinat pada posisi (0,50;0,35). Pada hasil analisis SWOT diketahui bahwa berdasarkan hasil skoring yang dilakukan terhadap faktor-faktor internal dan eksternal diperoleh nilai koordinat yang terletak di kuadran I. Strategi yang bisa dilakukan adalah memaksimalkan kekuatan untuk memanfaatkan peluang yang ada. Berdasarkan hasil analisis, didapatkan delapan strategi pilihan. Berdasarkan hasil analisis SWOT terletak di kuadran I yaitu menggunakan strategi agresif, yaitu disarankan untuk mengoptimalkan kekuatan untuk memanfaatkan peluang yang ada. Adapun strategi yang dilakukan diantaranya berdasarkan analisis QSPM adalah menjaga hubungan baik dengan pemasok, tenaga kerja, pelanggan dan menambah serta melakukan pendampingan terhadap tenaga kerja untuk meningkatkan ketrampilan