Pengaruh Pemberian Ekstrak Kasar Daun Sembung (Blumea Balsamifera (L.) Dc.) Terhadap Histopatologi Ginjal Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) Yang Diinfeksi Bakteri Aeromonas Hydrophila

Ikan nila merupakan ikan air tawar yang bernilai ekonomis tinggi yang memiliki keunggulan berkembang dengan cepat dan digemari masayarakat Indonesia. Tetapi pada usaha budidaya ikan nila tidak lepas dari adanya infeksi penyakit yang dapat menyebabkan kerugian bagi pengusaha budidaya. Salah satu bakteri yang menyebabkan kerugian ikan air tawar adalah Aeromonas hydrophila. Fitofarmaka menjadi pilihan sebagai obat alami yang khasiat alaminya telah terbukti aman. Daun sembung adalah salah satu herbal medicine yang diketahui dapat dimanfaatkan sebagai anti biotik alami karena mengandung senyawa yang diiduga dapat menghambat pertumbuhan dan membunuh bakteri. Pengujian histopatologi ginjal diduga dapat dijadikan bukti pengaruh ekstrak kasar daun sembung dalam menghambat pertumbuhan dan membunuh bakteri. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari hingga bulan Maret 2016 di Laboratorium Parasit dan Penyakit Ikan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya, Malang. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen dengan rancangan penelitian Rancangan Acak Lengkap (RAL) menggunakan 3 perlakuan (500 ppm, 600 ppm dan 700 ppm) dengan 3 kali ulangan serta dua kontrol pembanding yaitu kontrol positif dan kontrol negatif. Data hasil yang diperoleh dianalisis sidik ragam, dilanjutkan dengan uji BNT dan terakhir dilakukan uji polynomial orthogonal. Parameter utama yang diukur pada penelitian ini adalah histopatologi ginjal ikan nila, sedangkan parameter penunjang meliputi gejala klinis dan kualitas air seperti suhu, oksigen terlarut (DO) dan suhu. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini dapat dikatakan bahwa jaringan ginjal ikan nila yang telah terinfeksi bakteri A. hydrophila mengalami kerusakan berupa kongesti, edema dan nekrosis. Pada kerusakan kongesti, daun sembung memberikan pengaruh nyata, grafik yang terbentuk adalah linier dengan persamaan y = 4,556 – 0,004x dan nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,867. Pada kerusakan edema, daun sembung juga memberikan pengaruh sangat nyata, grafik yang terbentuk adalah linier dengan persamaan y = 5,244 – 0,005x dan nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,952. Pada kerusakan nekrosis, daun sembung memberikan pengaruh sangat nyata, grafik yang terbentuk adalah linier dengan persamaan y = 4,822-0,004x yang memiliki nilai koefisien determinasi (R2) yakni sebesar 0,937. Nilai koefisien korelasi dari semua kerusakan mendekati 1 yang artinya variasi dalam variabel Y dapat diterangkan oleh model regresi. Hasil pengamatan gejala klinis yang terjadi adalah adanya perubahan tingkah laku (berenang miring dan mendekati aerasi) dan perubahan morfologi (luka pada mulut dan ekor, perut menggembung, pendarahan pada sirip pektoral). Hasil pengamatan kualitas air berupa suhu berkisar 26,4-29,4o C, DO berkisar 4,9-8,7 mg/l dan pH berkisar antara 6,7-8,1. Kesimpulan yang didapatkan dari penelitian ini adalah ekstrak kasar daun sembung mempengaruhi histopatologi ginjal ikan nila yang terinfeksi bakteri A. hydrophila dengan dosis terbaik sebesar 700 ppm. Berdasarkan penelitian ini disarankan untuk melakukan pengobatan terhadap ikan nila yang terinfeksi bakteri A. hydrophila dengan ekstrak daun sembung pada dosis 700 ppm dan dilakukan uji histopatologi pada organ yang lain