Studi Program Minapolitan Budidaya Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Pembudidaya Di Kecamatan Wajak Kabupaten Malang

Pada tingkat implementasi, revolusi biru dilaksanakan melalui program minapolitan yaitu sistem pembangunan sektor kelautan dan perikanan berbasis terintegrasi, efisien, berkualitas, dan berakselerasi tinggi. Berdasarkan Kep. 32/MEN/2010 tentang minapolitan, maka Kabupaten Malang ditetapkan sebagai minapolitan tangkap dan minapolitan budidaya. Sedangkan Kecamatan Wajak ditetapkan sebagai pusat pengembangan minapolitan budidaya dan daerah sekitarnya sebagai daerah pendukung. Program minapolitan merupakan salah satu upaya pembangunan ekonomi yang mengacu pada tujuan pembangunan nasional, yaitu meningkatkan kinerja perekonomian agar mampu menciptakan lapangan pekerjaan serta kehidupan yang layak bagi seluruh rakyat secara merata sehingga pada gilirannya akan mewujudkan kesejahteraan penduduk khususnya pembudidaya. Penelitian ini berlokasi di Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur, yang dilaksanakan pada Bulan Maret sampai Bulan April 2016. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pelaksanaan program minapolitan yang ada di Kecamatan Wajak, mendeskripsikan dampak minapolitan terhadap kondisi sosial dan ekonomi, serta mendeskripsikan faktor pendukung dan faktor penghambat dalam pelaksanaan program minapolitan di kecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dokumentasi dan triangulasi. Metode pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dan snowball sampling. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif. Sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Analisis data yang digunakan adalah memaparkan atau menjelaskan tentang program minapolitan dan kondisi sosial dan ekonomi terhadap para pembudidaya. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa pelaksanaan program minapolitan di Kecamatan Wajak telah berjalan dengan baik meskipun terdapat beberapa kekurangan. Hal ini dapat dilihat dari kondisi sosial yang meliputi perluasan jaringan pembudidaya yang berkembang, lapangan pekerjaan yang meningkat, pandangan terhadap pendidikan yang meningkat, pola konsumsi dan produktivitas lahan pun juga meningkat. Sedangkan kondisi ekonomi pembudidaya meliputi peningkatan volume produksi, penguasaan teknologi, perluasan informasi yang meningkat, dan pendapatan juga meningkat sehingga keberlanjutan usaha pun turut berkembang meskipun beberapa ada yang berhenti. Program minapolitan ini memberi peran yang positif untuk pembudidaya maupun masyarakat sekitar, sebab adanya kegiatan fisik lingkungan, kegiatan dalam bidang ekonomi, maupun kegiatan dalam bidang sosial yang telah dilaksanakan. Berdasarkan perhitungan kesejahteraan rumah tangga pembudidaya dengan indikator BPS, didapatkan 87.5 % (7 orang) rumah tangga pembudidaya dengan kesejahteraan tinggi dan 12,5% (1 orang) rumah tangga pembudidaya dengan kesejahteraan sedang. Dari hasil penelitian yang dilakukan ada beberapa saran yang dapat diberikan, antara lain: (1) Di harapkan pemerintah memberi perhatian lebih pada sektor perikanan dan kelautan terutama mahalnya harga pakan dan sulitnya mendapat benih lele, selain itu diharapkan dengan adanya pelaksanaan program minapolitan ini tidak hanya sampai di sini saja, namun harus tetap dipertahankan kontinyuitasnya. (2) Diharapkan pembudidaya lebih bisa berpartisipasi aktif dalam kegiatan perikanan dan mengembangkan jiwa entrepreneurnya dengan memanfaatkan peluang-peluang yang ada misal mengolah ikan mentah untuk meningkatkan nilai tambah sehingga masyarakat lebih mengenal produk-produk inovatif hasil olahan ikan lele (3) Diharapkan peneliti selanjutnya untuk dapat meneliti aspek lain selain aspek ekonomi dan sosial serta dapat meneliti faktorfaktor penyebab terhambatnya program minapolitan secara lebih rinci disertai dengan solusi yang ditawarkan supaya program minapolitan dapat berjalan secara kontiny