Restorasi Mangrove Berbasis Pengelolaan Ekosistem Di Mangrove Center Tuban, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban

Hutan mangrove merupakan ekosistem yang unik dan rawan, mempunyai peranan fungsi multi guna baik jasa biologis, ekologis maupun ekonomis. Peranan fungsi fisik mangrove mampu mengendalikan abrasi dan penyusupan air laut (intrusi) ke wilayah daratan, serta mampu menahan sampah yang bersumber dari daratan, yang dikendalikan melalui sistem perakarannya. Hutan mangrove rawan terhadap perubahan karena adanya degradasi lingkungan dan tekanan serta pemanfaatan yang kurang memperhatikan aspek kelestarian lingkungan mangrove. Salah satu area mangrove yang mengalami kerusakan tersebut berada di Mangrove Center Tuban, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui tingkat kerusakan mangrove di Mangrove Center Tuban, mengetahui tingkat kerapatan mangrove di Mangrove Center Tubandan dapat menyusun rencana restorasi dalam rangka pelestarian hutan mangrove yang dapat dilakukan di kawasan Mangrove Center Tuban.Penelitian ini dilakukan pada bulan desember 2015 - Januari 2016. Sebagai bahan kajian penelitian adalah 3 stasiun hutan mangrove dengan ukuran 10x10 m2 dengan arah tegak lurus dari tepi laut. Untuk tingkat pohon ukuran transek 10x10 m2, untuk tingkat belta 5x5 m2, dan untuk tingkat semai 1x1 m2 Metode penelitian menggunakan pendekatan deskriptif yang dilakukan dengan 2 tahap, yang pertama adalah tahap persiapan yang diakukan dengan cara observasi langsung dilapang dengan tujuan untuk mengidentifikasi permasalahan sebagai dasar kerangka penelitian, selanjutnya dilakukan studi literature berupa pengumpulan data yang berhubungan dengan topic dan objek penelitian. Tahap kedua adalah tahap pengumpulan data yang terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer meliputi data kualitas air , kerapatan mangrove dan wawancara, sedangkan data sekunder meliputi studi literatur, data-data tersebut dianalisa untuk arahan upaya restorasi untuk pengelolaan kawasan pesisir. Hasil tingkat kekritisan lahan mangrove di Desa Jenu dapat diklasifikasikan sebagai kategori rusak dengan skor penilaian mangrove sebesar 225 . menurut pedoman Inventarisasi dan Identifikasi Lahan Kritis Mangrove Departemen Kehutanan (2005), untuk nilai mangrove 201- 300 maka dapat dikategorikan dengan kategori rusak, nilai kerapatan mangrove paling tinggi pada stasiun 1 dengan nilai 850 ind/ha , stasiun 2 dengan nilai sebesar 800 ind/ ha dan stasiun 2 dengan nilai sebesar 750 ind/ha. Pada rencana tindak restorasi untuk pemulihan kembali struktur , produktivitas dan keanekaragaman jenis mangrove yang harus dilakukan adalah Peningkatan program penghijauan melalui penanaman dan pembibitan (mangrove) dengan melibatkan masyarakat dengan dukungan Pemerintah untuk ikut serta dalam pengelolaan dan perlindungan ekosistem mangrove Melibatkan peran serta pemangku kepentingan ( stakeholder ) untuk memperbaiki sistem hIdrologi pelindung pantai sebagai langkah program restorasi Peningkatan kualitas Sumberdaya Manusia (masyarakat) dalam pengelolaan ekosistem mangrove dan Melibatkan peran pemerintah dan akademisi melalui kegiatan sosialisasi, pembinaan dan penyuluhan kepada masyarakat