Pengaruh Lama Waktu Fermentasi Mikroalga Porphyridium cruentum dengan Penambahan Khamir Saccharomycescerevisiae Terhadap Kandungan Bioetanol.

Bahan bakar merupakan salah satu faktor penting dalam mengatur kestabilan perekonomian Indonesia sehingga kestabilan harga bahan bakar harus dapat dijaga sebaik mungkin untuk mempertahankan perekonomian. Produksi minyak bumi dalam negeri secara total hanya mampu memenuhi 53% kebutuhan bahan bakar minyak dalam negeri sisanya harus dipenuhi dari impor karena selama ini produksi bahan bakar minyak Indonesia hanya dilakukan oleh PT Pertamina. Oleh karena itu perlu dilakukan suatu upaya peningkatan sumber energi alternatif yang salah satunya dapat berasal dari komponen biologi. Indonesia memiliki wilayah perairan yang sangat luas.Sumberdaya yang terdapat pada wilayah perairan ini dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan energi alternatif yang ramah lingkungan salah satunya yaitu bioetanol.Bioetanol adalah sumber energi terbaru yang berpotensi tinggi untuk dikembangkan di Indonesia. Pembuatan bioetanol dapat dilakukan melalui proses fermentasi. Bahan baku pembuatan bioetanol terdiri dari bahan-bahan yang mengandung karbohidrat, glukosa dan selulosa. Mikroalga Porphyridium cruentum merupakan salah satu penghasil polisakarida (selulosa) dalam jumlah besar.Senyawa selulosa ini dapat dipecah menjadi komponen yang lebih sederhana yaitu glukosa. Glukosa pada mikroalga dapat dirubah menjadi etanol melalui proses fermentasi. Dalam proses fermentasi sangat diperlukan bantuan mikroorganisme untuk mengkonversi glukosa menjadi etanol. Saccharomyces cerevisiae dapat mengkonversi gula menjadi etanol dengan kadar yang tinggi. Waktu fermentasi memiliki pengaruh yang sangat penting terhadap kandungan bioetanol yang dapat dihasilkan dari proses fermentasi karbohidrat oleh mikroorganisme. Oleh karena penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui besarnya etanol yang dihasilkan dari penambahan khamir Saccharomyces cerevisiae pada lama waktu fermentasi mikroalgaPorphyridium cruentum yang berbeda. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan alur penelitian meliputi penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Tahapan – tahapan dalam penelitian ini yakni dimulai dengan persiapan alga, sterilisasi, uji lignoselulosa, pembiakan khamir, hidrolisis mikroalga, uji kadar glukosa, fermentasi, destilasi dan uji kadar bioetanol menggunakan gas kromatograf. Berdasarkan hasil analisis lignoselulosa pada Porphyridium cruentum kering didapatkan kadar selulosa sebesar 97.48%, kadar hemiselulosa sebesar 16.43% dan kadar lignin sebesar 1.749%. Berdasarkan hasil pengujian kadar glukosa pada penelitian pendahuluan didapatkan kadar glukosa yang berbeda. Pada hidrolisis menggunakan H2SO4 dengan konsentrasi 1% didapatkan glukosa sebesar 0.21, pada konsentrasi 2% didapatkan kadar glukosa sebesar 0.517 dan pada konsentrasi 3% didapatkan glukosa sebesar 0.407. Kadar bioetanol yang didapatkan dari fermentasi hidrolisat Porphyridium cruentum menggunakan Saccharomyces cerevisiae pada lama waktu 7 hari sebesar 0.023 %, pada lama waktu 10 hari sebesar 0.03 % dan pada lama waktu 13 hari sebesar 0.04 %. Pengaruh lama waktu fermentasi ini tidak memiliki pengaruh secara signifikan terhadap kadar etanol yang didapatkan. Saran yang dapat peneliti berikan untuk vii penelitian selanjutnya yakni perlu dilakukan proses pemurnian bioetanol agar hasil bioetanol yang didapatkan memiliki kadar yang lebih tinggi dan tidak mengandung air atau zat – zat lain