Bioekologi Ikan Nila (Oreochromis niloticus) di Waduk Pondok, Kecamatan Bringin, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur

Salah satu potensi perikanan yang dapat dimanfaatkan dari waduk adalah biota yang hidup di dalamnya seperti ikan. Ikan merupakan salah satu komponen biotik penyusun ekosistem yang ikut serta dalam menjaga keseimbangan ekosistem perairan. Namun, apabila terjadi aktivitas penangkapan yang berlebih dan tak terkendali dikhawatirkan akan menyebabkan terjadinya penurunan jumlah populasi ikan Nila (Oreochromis niloticus) yang terdapat di waduk. Untuk pengelolaan sumberdaya ikan yang lestari dan berkelanjutan, perlu adanya analisa terhadap aspek biologi dan ekologi ikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik biologis ikan Nila (Oreochromis niloticus) yang tertangkap di Waduk Pondok dan untuk mengetahui karakteristik ekologis ikan Nila (Oreochromis niloticus) yang meliputi sifat fisika, kimia, dan biologi. Penelitian dilakasanakan di Waduk Pondok, Kecamatan Bringin, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur pada bulan Februari sampai Maret 2016. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan sumber data primer dan data sekunder. Data primer didapatkan dari analisa karakteristik biologis ikan nila yang tertangkap yang meliputi TKG, hubungan panjang berat, rasio kelamin dan fekunditasnya. Selain itu dilakukan pengamatan ekologi dari ikan nila seperti pengambilan sampel kualitas perairan sebagai data pendukung. Sedangkan data sekunder didapatkan dari jurnal maupun buku yang bertujuan untuk memperoleh literatur dan menunjang hasil penelitian. Jumlah sample ikan nila yang tertangkap pada penelitian ini sebanyak 110 ekor ikan nila dengan kisaran panjang ikan nila jantan dan betina adalah 9-21 cm. Sebaran panjang ikan nila jantan yang banyak tertangkap pada kelompok panjang 9-10,7 cm dan yang paling sedikit tertangkap yaitu pada 16,2-17,9 cm. Sedangkan ikan nila betina yang paling banyak tertangkap pada kelompok panjang 9-10,7 cm dan yang paling sedikit tertangkap yaitu pada 14,4-16,1 cm. Kisaran nilai berat ikan Nila jantan yang tertangkap yaitu 18,7-176,9 gram dan ikan nila betina yaitu 11,5-168,7 cm. Sebaran berat ikan nila jantan terbanyak yaitu pada kelompok berat 18,7-41,3 gram dan terkecil yaitu pada 86,8-109,4 gram. Sedangkan sebaran berat ikan nila betina terbanyak yaitu 11,5-33,9 gram dan terkecil yaitu 101,5-123,9 gram. Dari hasil analisa Tingkat kematangan gonad didapatkan TKG yang paling banyak ditemui adalah TKG I yaitu Dara sebanyak 59 ekor ikan dan yang paling sedikit ditemui adalah TKG IV yaitu Perkembangan II sebanyak 3 ekor ikan. Sedangkan ukuran pertama kali matang gonad (Lm) ikan nila jantan sebesar 22,5 cm dan ikan nila betina sebesar 20,3 cm. Hasil pengukuran hubungan panjang dan berat ikan nila jantan dengan nilai b= 2,714 dan ikan nila betina b= 2,642. Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai b<3 yang berarti ikan nila yang tertangkap memiliki pola pertumbuhan allometrik viii negatif. Berdasarkan hasil uji “Chi-Square” didapatkan nilai X2hit sebesar 1,78 dan nilai X2tabel sebesar 3,84. Dengan nilai X2tabel > nilai X2hit, maka terima H0 dan tolak H1 yang artinya perbandingan antara ikan nila jantan dan betina yang tertangkap di Waduk Pondok seimbang. Hasil pengukuran fekunditas didapatkan fekunditas ikan nila sebanyak 9 ekor ikan. Kisaran nilai fekunditas ikan nila betina yang didapat yaitu 415 – 2180 butir telur pada kisaran berat tubuh 45,1-168,7 gram. Dari hasil pengukuran hubungan fekunditas dan berat ikan nila didapatkan korelasi yang kuat yaitu 0,86. Kuatnya korelasi tersebut disebabkan oleh jumlah telur yang dihasilkan oleh ikan akan meningkat sejalan dengan semakin besarnya gonad. Untuk parameter lingkungan pendukung yang meliputi pH, suhu, Kecerahan, DO, nitrat, orthofosfat, TOM dan plankton di Waduk Pondok berada pada standar yang masih layak dan sesuai untuk mendukung kehidupan Ikan Nila (Oreochromis niloticus)