Pengaruh Pemberian Ekstrak Kasar Batang Ciplukan (P. angulata) terhadap Daya Hambat Bakteri Aeromonas hydrophila secara In Vitro

Perkembangan produksi ikan mas (Cyprinus carpio) menunjukkan peningkatan produksi rata–rata yang cukup baik dari tahun 2010 hingga tahun 2013 sebesar 7,09%. Perbandingan total produksi ikan mas nasional terhadap total produksi ikan mas dunia, menunjukkan bahwa pada tahun 2011 Indonesia menempati urutan kedua terbesar sebagai penghasil produk ikan mas yaitu 8,9% dari total produksi ikan mas dunia. Salah satu kendala yang dihadapi dalam budidaya perikanan adalah penyakit bakterial pada ikan yang disebabkan oleh bakteri Aeromonas hydrophila. Bakteri ini termasuk patogen oportunistik yang hampir selalu ada di air dan siap menimbulkan penyakit apabila ikan dalam kondisi kurang baik. Salah satu penyakit yang disebabkan oleh bakteri A. hydrophila yaitu penyakit bercak merah (Motile Aeromonas Septicemia). Penyakit ini sering meyerang ikan air tawar dan dapat menimbulkan wabah penyakit dengan tingkat kematian yang tinggi (80-100%) dalam waktu 1-2 minggu. Pencegahan terhadap serangan bakteri pada umumnya dilakukan dengan pemberian antibiotik dan bahan kimia, namun pemberian antibiotik secara terus menerus dapat menyebabkan organisme patogen menjadi resisten, sehingga penggunaan antimikroba menjadi tidak efektif. Maka diperlukan suatu metode pencegahan penyakit bakterial yang bersifat aman bagi pembudidaya, bersifat antibakteri, ramah lingkungan, murah dan mudah didapatkan melalui pemanfaatan bahan alami yang bersifat antibakteri salah satunya yaitu batang ciplukan (Physalis angulata). Menurut Suharmiati dan Handayani (2005), batang ciplukan mengandung senyawa antibakteri alami seperti saponin dan flavonoid yang merupakan senyawa yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Parasit dan Penyakit Ikan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya, Malang pada bulan Januari - Maret 2016. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan pengaruh pemberian dan untuk menentukan dosis yang efektif dalam pemberian ekstrak kasar batang ciplukan (P. angulata) terhadap daya hambat bakteri A. hydrophila secara In vitro. Metode penelitian dalam penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Menurut Hartanto (2003), penelitian eksperimental adalah penelitian yang ingin menguji hubungan sebab dengan akibat dalam suatu sistem tertutup yang kondisinya terkontrol. Pada penelitian ini dilakukan pengambilan data dengan cara observasi secara langsung. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) menggunakan 5 perlakuan dosis ekstrak kasar batang ciplukan antara lain dosis (A) 8,33 ppt, (B) 16,66 ppt, (C) 24,99 ppt, (D) 33,33 ppt dan (E) 41,66 ppt. Masing – masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pemberian ekstrak kasar batang ciplukan (P. angulata) memberikan pengaruh berbeda sangat nyata terhadap pertumbuhan bakteri A. hydrophila. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan rata – rata diameter daya hambat terbesar yaitu pada dosis 41,66 ppt sebesar 10,753 mm±0,467. Sedangkan rata – rata diameter daya hambat terendah yaitu pada 8,33 ppt sebesar 3,683 mm±0,583. Hubungan zona hambat 6 antar perlakuan ekstrak kasar batang ciplukan terhadap bakteri A. hydrophila menghasilkan grafik hubungan secara linier dengan persamaan y = 0,353 + 2,153x dengan nilai koefisien determinasi R2 = 0,994. Kesimpulan dari hasil penelitian ini bahwa pengaruh pemberian ekstrak kasar batang ciplukan P. angulata terhadap daya hambat bakteri A. hydrophila menggunakan uji cakram menunjukkan dosis ekstrak kasar batang ciplukan (P. angulata) berpengaruh sangat nyata terhadap daya hambat dari pertumbuhan bakteri A. hydrophila dengan 41,66 ppt menunjukkan klasifikasi daya hambat sedang