Pengaruh metode ekstraksi dan waktu ekstraksi terhadap beta karoten mikroalga (Dunaliella sp.)

Dunaliella merupakan mikroalga bergenus Chlorophyceae yang dapat menghasilkan metabolit sekunder. Metabolit sekunder merupakan senyawa non essensial bagi pertumbuhan mikroalga yang berfungsi untuk mempertahankan diri dari lingkungan yang tidak menguntungkan. Salah satu metabolit sekunder yang dihasilkan mikroalga (Dunaliella sp.) adalah karotenoid. Karotenoid Dunaliella sp.dapat mencapai lebih dari 14% dari berat kering. Salah satu kelompok pigmen karotenoid yang dihasilkan Dunaliella sp. adalah beta karoten. Beta karoten merupakan hidrokarbon tak jenuh yang tidak mengandung oksigen. Beta karoten memiliki banyak manfaat bagi kesehatan sebagai antioksidan jika dikonsumsi. Beta karoten dari Dunaliella sp. dapat diisolasi dengan metode ekstraksi sesuai karakteristiknya. Metode ekstraksi beta karoten dengan pelarut dapat dilakukan dengan metode maserasi. Metode maserasi adalah ekstraksi dengan merendam sampel pada pelarut pada waktu tertentu dengan menggunakan suhu ruang. Ekstraksi mekanis Dunaliella sp. dapat dilakukan dengan menggunakan metode ultrasonik. . Gelombang ultrasonik yang ditimbulkan dapat digunakan untuk membantu mempercepat reaksi karena mampu memberi efek kavitasi, efek panas dan efek struktural yang membuat penetrasi zat terlarut kedalam sel terjadi lebih cepat dan dapat meningkatkan rendemen. Waktu ekstraksi baik ekstraksi menggunakan metode maserasi maupun metode ultrasonik merupakan faktor penting dalam mendapat ekstrak beta karoten yang optimal. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode ekstraksi dan waktu ektraksi yang berbeda terhadap beta karoten Dunaliella sp. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April – Agustus 2015 di Laboratorium Penanganan Hasil Perikanan, Laboraorium Keamanan Hasil Perikanan Fakultas, Perikanan dan Ilmu Kelautan, Laboratorium Sentral Ilmu Hayati, Universitas Brawijaya Malang. Laboratorium Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Malang. Laboratorium Bersama, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Malang. Laboratorium Pakan Alami Balai Perikanan Budidaya Air Payau Situbondo. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan rancangan percobaan rancangan acak lengkap faktorial. Hasil ekstraksi dengan menggunakan metode ultrasonik dan maserasi memberikan pengaruh beda nyata terhadap berat ekstrak pigmen, yield ekstrak, total karotenoid, dan yield beta karoten. Pada berat ekstrak, yield ekstrak, total karotenoid hasil tertinggi diperoleh pada penggunaan metode ultrasonik selama 32 menit yaitu sebesar 0,82 g, yield ekstrak 4,80% dan menghasilkan total karotenoid tertinggi sebanyak 7,17 μg/g ekstrak. Pada yield beta karoten hasil tertinggi diperoleh dengan menggunakan metode maserasi selama 32 menit menghasilkan yaitu sebesar 268,65 μg/g