Daya Hambat Ekstrak Kasar Mikroalga Chlorella vulgaris terhadap Bakteri Staphylococcus aureus

Mikroalga Chlorella memiliki potensi sebagai pakan alami, pakan ternak, suplemen, penghasil komponen bioaktif bahan farmasi dan kedokteran. Hal tersebut disebabkan Chlorella mengandung berbagai nutrien seperti protein, karbohidrat, asam lemak tak jenuh, vitamin, klorofil, enzim, serat yang tinggi. Selain itu, Chlorella merupakan mikroalga kosmopolit yang sebagian besar hidup di lingkungan akuatik baik perairan tawar, laut maupun payau, juga ditemukan ditanah dan di tempat lembab. Salah satu jenis mikroalga yang potensial untuk dikembangkan adalah Chlorella vulgaris yang mana telah diproduksi untuk pangan sehat sebagai sumber protein, vitamin, dan mineral. Selain itu juga dapat menghasilkan komponen bioaktif untuk bahan farmasi, kedokteran, industri pangan dan sebagainya. Salah satu jenis komponen aktif dari Chlorella vulgaris berupa senyawa antibakteri yang merupakan hasil metabolit sekunder. Metabolit sekunder merupakan bahan hasil metabolisme suatu organisme yang tidak diperlukan oleh organisme tersebut untuk kelangsungan hidupnya. Bahan antibakteri tersebut merupakan campuran asam lemak yang disebut chlorellin yang memperlihatkan aktivitas antibakteri dan autotoksin. Autotoksin adalah bahan yang dihasilkan oleh suatu organisme yang bersifat toksik dan mempunyai efek menghambat pertumbuhannya sendiri. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Keamanan Hasil Perikanan, Laboratorium Penyakit dan Kesehatan Ikan serta Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Malang pada April – Mei 2015 dan pengujian LC-MS di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Serpong pada Mei 2015. Tujuan umum penelitian ini adalah mengetahui daya hambat ekstrak kasar mikroalga Chlorella vulgaris terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Sedangkan tujuan penelitian secara khusus yaitu pada penelitian tahap pertama adalah untuk mendapatkan jenis pelarut terbaik yang digunakan hingga memperoleh ekstrak kasar mikroalga Chlorella vulgaris dengan metode ekstraksi maserasi bertingkat berdasarkan diameter hambat tertinggi dan pada penelitian tahap kedua adalah untuk menentukan sejauh mana pengaruh pH terhadap stabilitas ekstrak kasar mikroalga Chlorella vulgaris sehingga dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Rancangan penelitian yang digunakan pada penelitian tahap pertama adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial. Perlakuan dari penelitian ini adalah menggunakan lama waktu ekstraksi berbeda (24 Jam, 48 Jam, dan 72 Jam) dengan 3 pelarut yang digunakan yaitu (N-Heksan, etil asetat, dan etanol). Sedangkan parameter uji pada penelitian ini adalah rendemen ekstrak kasar mikroalga Chlorella vulgaris, aktivitas antibakteri ekstrak kasar mikroalga Chlorella vulgaris terhadap bakteri Staphylococcus aureus, Uji MIC (Minimum Inhibitary Concentration) dan MBC (Minimum Bacteriocidal Concentration) tahap pertama, uji kualitatif fitokimia, dan identifikasi senyawa bioaktif dengan uji LC-MS. Kemudian pada penelitian tahap kedua adalah berdasarkan hasil terbaik iv penelitian tahap pertama yaitu untuk mengetahui pengaruh pH pada ekstrak kasar mikroalga Chlorella vulgaris terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Rancangan penelitian yang digunakan pada penelitian tahap pertama adalah RAL sederhana. Perlakuan dari penelitian ini adalah menggunakan perlakuan pH berbeda (4, 5, 6, 7, dan 8). Adapun parameter uji pada penelitian ini adalah uji pengaruh pH terhadap diameter hambat, dan Uji MIC dan MBC tahap kedua. Data kemudian dianalisis menggunakan analisis sidik ragam (ANOVA), uji normalitas kolmogorov-smirnov dan uji berganda duncan’s. Penentuan perlakuan terbaik pada penelitian tahap pertama dilakukan dengan melihat hasil diameter hambat tertinggi dari ekstraksi mikroalga Chlorella vulgaris terlebih dahulu, kemudian diikuti parameter lainnya. Perlakuan lama ekstraksi dan jenis pelarut yang berbeda memberi pengaruh yang beda nyata terhadap rendemen, aktivitas antibakteri dari ekstrak kasar mikroalga Chlorella vulgaris, serta MIC dan MBC. Pada penelitian tahap pertama perlakuan ekstraksi dengan pelarut etanol dan lama ekstraksi 72 jam mendapatkan diameter hambat sebesar 9,24 mm. Nilai MIC sebesar 0,42 ppm dan MBC sebesar 1,68 ppm. Ekstrak inilah yang digunakan dalam penelitian tahap kedua dalam pengujian pengaruh pH hingga menjadi ekstrak kasar mikroalga Chlorella vulgaris terbaik yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. pH terbaik yang berpengaruh terhadap stabilitas ekstrak kasar mikroalga Chlorella vulgaris untuk menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus adalah pH 8 dengan diameter zona hambat sebesar 10,69 mm. Kesimpulan yang didapatkan dari penelitian tahap pertama yaitu jenis pelarut dan lama ekstraksi terbaik untuk menghambat aktivitas pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus adalah pelarut etanol dengan lama ekstraksi 72 jam dengan diameter hambat sebesar 9,24 ± 0,11 mm. Selanjutnya, pada penelitian tahap kedua didapatkan nilai MIC sebesar 0,42 ± 0,15 ppm dan MBC sebesar 1,68 ± 0,61 ppm. pH terbaik yang berpengaruh terhadap stabilitas ekstrak kasar mikroalga Chlorella vulgaris untuk menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus adalah pH 8 dengan diameter zona hambat sebesar 10,69 mm