Pengaruh pemberian Recombinant Growth Hormone (rGH ) dengandosisberbeda terhadap kelulushidupan dan pertumbuhan larva ikan nilem (Osteochilus hasselti) melalui metode oral.

Ikan Nilem merupakan ikan endemik (asli) Indonesia yang hidup di sungai-sungai dan rawa-rawa. Sejalan dengan perkembangan, ikan tersebut dibudidayakan di kolam-kolam untuk tujuan komersil. Di daerah lain di Indonesia, seperti di Jawa Tengah, Sumatera, dan Kalimantan. Ikan Nilem dikenal dengan sebutan wader dan payon. Secara nasional keberadaannya kurang populer kecuali di Jawa Barat dengan produksi nasional hampir mencapai 80% (Gartika, 2007). Ikan Nilem (Osteochilus hasselti) dalam aspek ketersediaan benihnya hanya mengandalkan benih secara alami, karena ikan nilem bersifat musiman yang ditemukan hanya pada saat awal musim hujan.Secara alami pertumbuhan ikan nilem relatif lambat, hal ini merupakan salah satu masalah utama dalam pengembangan budidaya ikan nilem, yang diduga sebagai konsekuensi langsung dari laju pertumbuhan somatik yang rendah. Laju pertumbuhan merupakan faktor yang dapat menentukan keberhasilan usaha, karena pertumbuhan yang lambat menyebabkan biaya produksi yang cukup tinggi. Untuk mengatasi masalah tersebut perlu adanya penelitian terkait inovasi teknologi tepat guna yang dapat menjadi solusi dari permasalahan-permasalahan yang timbul pada pembudidaya ikan nilem. Beberapa kajian menyebutkan bahwa aplikasi pemberian Recombinant Growth Hormone (rGH) dapat meningkatkan kelangsungan hidup ikan melalui peningkatan sistem kekebalan terhadap penyakit dan stres (McCormick, 2001). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa dosis optimum rGH yang tepat untuk pertumbuhan dan kelulushidupan ikan nilemyang maksimal. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Reproduksi Ikan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya pada bulan 15 juni – 15 juli 2015. dengan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL). Penelitian ini dilakukan dengan empat perlakuan dan tiga kali ulangan yaitu dengan menggunakan dosis rGH 1mg/g, 2mg/g,3 mg/g dan tanpa pemberian rGH sebagai kontrol (K). Parameter utama dalam penelitian ini adalah kelulushidupan (SR) dan pertumbuhan (pertumbuhan bobot spesifik (SGR) dan panjang mutlak). Parameter penunjang pada penelitian ini adalah kualitas air meliputi suhu, pH dan DO. Hasil terbaik yang diperoleh dari penelitian ini adalah perlakuan 2 mg/100 gram pakan dengan hasil rata-rata tingkat kelulushidupan 92,67%, laju pertumbuhan bobot spesifik 2,42% dan laju pertumbuhan mutlak 1,14 cm. Grafik yang dihasilkan kelulushidupan (SR) berupa grafik kuadratik dengan persamaan y = 7,35+ 24,4x - 1,75x2 dengan tingkat kepercayaan R2=0,88. Pada laju pertumbuhan bobot spesifik (SGR), berupa grafik kuadratik dengan persamaan y = 0,784 - 0,635x + 0,675x2 dengan tingkat kepercayaan R2=0,85,dan laju pertumbuhan mutlak berupa grafik kuadratik dengan persamaan y = 0,538 + 0,466x + 0,068x² dengan tingkat kepercayaan R2=0,81