Identifikasi Morfologi Bakteri Pada Penyu Lekang (Lepidochelys olivaceae) Dikonservasi Penyu, Pantai Kili-Kili, Trenggalek, Jawa Timur

Penyu Lekang (Lepidochelys olivaceae) merupakan penyu terkecil di antara semua jenis penyu yang ada saat ini. Ukuran kepalanya lebih besar dan bentuk karapasnya lebih langsing dan bersudut. Tubuhnya berwarna hijau pudar serupa dengan penyu hijau. Penelitian tentang penyu lekang masih sangat kurang dibandingkan dengan penelitian tentang penyu hijau sehingga informasi yang didapat tentang penyu lekang masih sangat kurang oleh karena itu perlu dilakukan penelitian tentang keberadaan penyu lekang tersebut Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Juni 2015 dipantai Kili-Kili, Trenggalek dan dilaboratorium Penyakit dan Kesehatan Ikan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya, Malang. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui ciri-ciri morfologi bakteri dan jenis bakteri pada Penyu Lekang(L. olievacea). Penelitian ini menggunakan analisa sampel secara in-situ dan ex-situ. Analisa secara in-situ dilakukan di lokasi penelitian yaitu Pantai Kili-kili Kab. Trenggalek sedangkan analisa sampel secara ex-situ yaitu sampel yang diambil dari lokasi penelitian dianalisis di Laboratorium Penyakit dan Kesehatan Ikan, Universitas Brawijaya Malang. Analisis statistik dengan menggunakan analisa PCA (Principle Component Analysis). Prosedur PCA pada dasarnya adalah bertujuan untuk menyederhanakan variabel yang diamati dengan cara menyusutkan (Mereduksi) dimensinya. Analisis in-situ meliputi pengamatan kualitas air diantaranya pengukuran suhu, oksigen terllarut,pH dan oksigen terlarut. Berdasarkan penelitian ini didapatkan hasil untuk kualitas air pada konservasi penyu dipantai kili-kili didapatkan hasil untuk suhu pada kolam (1) 27,70C, pada kolam (2) 28,3oC dan pada air laut 30,9oC. pH kolam 1 sebesar 6,8, untuk kolam 2 sebesar 6,9 dan pada air laut sebesar 7,6. Salinitas pada kolam 1 sebesar 33,7 ppt, pada kolam 2 sebesar 34,2 ppt, dan pada air laut sebesar 34,8 ppt. Oksigen terlarut pada kolam 1 sebesar 11,9 mg/L pada kolam 2 sebesar 12,5 mg/L dan air laut sebesar 17,6 mg/L. Hasil dari pengamatan bakteri didapatkan untuk jumlah bakteri paling banyak terdapat pada sampel Tukik Sakit A sebanyak 181 x 107 CFU/ml dan jumlah bakteri paling sedikit terdapat pada sampel Pasir sebanyak 154 x 107 CFU/ml. Pada saat pengamatan bakteri secara makroskopis rata-rata koloni bakteri berbentuk bulat mempunyai elevasi melengkung dan berwarna putih susu. Pada saat pewarnaan 9 sampel, bakteri yang didapatkan adalah bakteri gram negatif dan berbentuk bulat