Kualitas Pakan Alami Plankton Dalam Lambung dan Kondisi Ikan Bandeng (Chanos chanos) di Tambak Polikultur Desa Kupang, Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur

Pakan alami merupakan makanan ikan yang dapat diperoleh dari alam atau secara buatan melalui usaha budidaya. Pakan alami adalah makanan hidup bagi larva dan benih ikan atau udang. Pakan alami sebagai makanan ikan meliputi fitoplankton, zooplankton dan benthos. Ikan bandeng termasuk jenis ikan pemakan plankton dan merupakan salah satu ikan yang dikembangkan di tambak karena memiliki sumber protein hewani yang sangat tinggi. Tak heran jika ikan bandeng diminati oleh petani tambak untuk dibudidayakan. Usaha budidaya benih sampai ukuran gelondongan merupakan komponen penentu menuju keberhasilan budidaya. Ikan bandeng terutama ukuran nener sampai gelondongan sangat bergantung pada ketersediaan makanan yang sesuai dengan kebutuhan ikan. Untuk itu diperlukan informasi mengenai ketersediaan pakan yang dimakan ikan bandeng dengan pakan alami yang ada di perairan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis dan komposisi plankton di dalam lambung, mendapatkan informasi tentang kebiasaan makan dan mengetahui kondisi ikan berdasarkan hubungan panjang berat dan faktor kondisi ikan bandeng. Penelitian ini dilaksanakan di tambak polikultur Desa Kupang, Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur pada bulan April-Mei 2015. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan teknik pengambilan data meliputi data primer dan data sekunder. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi lapang, partisipasi aktif, wawancara dan dokumentasi. Hasil komposisi plankton yang paling banyak ditemukan pada minggu pertama pada tambak 1 dan 2 dari divisi Chlorophyta sebesar 80,73% dan 62,54%. Minggu ketiga pada tambak 1 dan 2 dari divisi Chrysophyta sebesar 93,95% dan 81,3%. Minggu kelima pada tambak 1 dan 2 dari divisi Chrysophyta sebesar 98,31% dan 99,75%. Minggu ketujuh pada tambak 1 dan 2 dari divisi Chrysophyta sebesar 97,29% dan 95,57%. Hasil analisis kebiasaan makan ikan berdasarkan frekuensi kejadian plankton yang tertinggi pada setiap minggunya dari divisi Chrysophyta yaitu genus Nitzschia, Navicula, Cymbella masing-masing sebesar 100%, sedangkan dari divisi Chlorophyta yaitu genus Oocystis sebesar 88,8%. Hubungan panjang berat pada tambak polikultur yaitu bersifat allometrik negatif dengan nilai b < 3 dimana pertambahan panjang lebih cepat dibandingkan pertumbuhan beratnya. Sedangkan untuk faktor kondisi ikan memiliki nilai yaitu pada tambak 1 dan 2 berkisar antara 1,009-1,080 dan 1,013-1,053. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu komposisi plankton dalam lambung yang paling banyak ditemukan dari divisi Chrysophyta. Analisis kebiasaan makan ikan berdasarkan frekuensi kejadian plankton yang tertinggi pada setiap minggunya dari divisi Chrysophyta yaitu genus Nitzschia, Navicula, Cymbella, dan dari divisi vii Chlorophyta yaitu genus Oocystis. Hubungan panjang berat pada tambak polikultur didapatkan hasil allometrik negatif dengan nilai b < 3 dimana pertambahan panjang lebih cepat dibandingkan pertumbuhan beratnya. Sedangkan faktor kondisi ikan pada tambak polikultur memiliki nilai berkisar antara 1,009-1,080 yang artinya bahwa tubuh ikan kurang pipih atau tidak gemuk. Saran dari penelitian ini yaitu untuk usaha budidaya polikultur jenis pakan alami yang tersedia di perairan lebih banyak jenis Chlorophyta dibandingkan Chrysophyta. Namun plankton yang lebih digemari oleh ikan bandeng dari jenis Chrysophyta. Jadi untuk mendapatkan pertumbuhan yang lebih baik, sebaiknya dilakukan pemupukan untuk menumbuhkan Chrysophyta