Bioassessment Sungai Biru Menggunakan Maroinvertebrata di Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji Kota Batu

Sungai Biru merupakan anak Sungai Brantas yang terletak di Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji Kota Batu, yang masuk kawasan wisata Coban Talun. Aliran sungai mengalir dari Sumber Tayeng dan bermuara di Sungai Brantas. Tata guna lahan sebagian besar berupa hutan, namun beberapa lokasi telah beralih fungsi sebagai lahan pertanian. Adanya perbedaan tata guna lahan ini menyebabkan masukan yang berbeda pula terhadap aliran sungai yang akan mempengaruhi kualitas airnya. Tujuan dari penelitian ini untuk mendapatkan komposisi makroinvertebrata di aliran Sungai Biru di Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji Kota Batu dan untuk mengetahui status perairan di aliran Sungai Biru di Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji Kota Batu. Kegunaan dari penilitian ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi keilmuan perairan khususnya sungai dan untuk pembelajaran bioassesment sungai menggunakan makroinvertebrata dan dapat dijadikan sebagai sumber informasi dan rujukan dalam menentukan kebijakan dalam rangka perencanaan pengelolaan perairan secara tepadu dan pengawasan sumberdaya perairan secara berkelanjutan khususnya di Desa Sumber Brantas Kecamatan Bumiaji Kota Batu. Penelitian dilaksanakan di aliran Sungai Biru di Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji Kota Batu Jawa Timur. Analisis dilaksanakan di Laboratorium Lingkungan dan Bioteknologi Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Malang. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada bulan Juni—Agustus 2015 (pada musim kemarau). Metode yang digunakan pada penelitian yaitu survei dan deskrptif. Pengambilan sampel makroinvertebrata menggunakan metode kicking sejauh 10 meter menggunakan jaring benthos ukuran mata jaring 500 μm. Stasiun pengamatan yang diambil berjumlah 8 stasiun. Analisis data makroinvertebrata menggunakan Indeks Biologycal Monitoring Working Party (BMWP) dilanjutkan dengan perhitungan Average Score Per Taxon (ASPT). Makroinvertebrata yang di temukan di aliran Sungai Biru Desa Tulungrejo berjumlah 40 taksa yang terdiri dari 1 kelas (Hirudinea), 13 ordo (Amphipoda, Aranea, Coleoptera, Diptera, Decapoda, Hemiptera, Lepidoptera, Odonata, Plecoptera, dan Tricladida). Makroinvertebrata yang paling sering ditemukan adalah Baetidae (Stasiun 2, 3, 5,6,7,8,dan 9). Jumlah terbanyak ditemukan pada stasiun 8 dengan jumlah 511 ind/5m2 dan nilai KR 59,1 %. Makroinvertebrata yang jarang ditemukan antara lain adalah Prosopistomatidae yang hanya ditemukan di stasiun 2 (13 ind/5m2 dan nilai KR 9 %), Argyronetta di stasiun 5 (1 ind/5m2 dan nilai KR 0,8 %), Ceratopogonidae, Muscidae, Planorbidae dan Psycodidae di stasiun 1 (1 ind/5m2 dan nilai KR 0,9 %), Noctuidae di stasiun 1 (2 ind/5m2 dan nilai KR 0,7 %), Coenagridae (1 ind/5m2 dan nilai KR 0,1 %). Berdasarkan hasil analisis BMWP-ASPT menunjukkan bahwa kualitas perairan Sungai Biru bervariasi : sangat baik sekali (stasiun 1—3) dengan nilai masingiv masing 6,35; 7,06; 6,13, sangat baik (stasiun 6) dengan nilai 5,64, sedang (stasiun 4) dengan nilai 4,78, mendekati buruk (stasiun 5 dan 7) dengan nilai 4,20; 4,00, dan buruk (stasiun 8) dengan nilai 2,78. Saran yang dapat diberikan berdasarkan dari hasil penelitian adalah mencegah pembukaan lahan baru yakni dengan cara pengelolaan hutan berbasis kemasyarakatan (PP No. 34 tahun 2002) yang menerapkan sistem penanaman tumpang sari (agroforestry), mengimplementasikan PERDA Jatim No. 1 tahun 2005 tentang Pengendalian Usaha Pertambangan Bahan Galian Golongan C pada Wilayah Sungai, agar penambang pasir aliran sungai dapat di tertibkan bagi yang tidak memiliki ijin dan diberikan pengarahan untuk turut menjaga kelestarian lingkungan