Biosorpsi Cr(VI) Dengan Menggunakan Sabut Kelapa

Aktivitas kehidupan manusia yang sangat tinggi telah menimbulkan bermacam-macam efek yang buruk bagi kehidupan manusia dan tatanan lingkungan hidupnya. Contohnya pada industri-industri yang membuang limbahnya di lingkungan seperti perairan, maka dapat menimbulkan dampak negatif bagi manusia dan lingkungannya sehingga limbah tersebut mengandung logam berbahaya yakni salah satunya logam berat Cr(VI). Cr(VI) merupakan logam berat yang berbahaya bagi makhluk hidup dan lingkungannya, dampak Cr(VI) yakni dapat menimbulkan keracunan, mual, sakit perut dan koma. Apabila kontak dengan kulit dapat menyebabkan dermatis dan kanker. Berdasarkan hal tersebut, diperlukan cara untuk mencegah terjadinya pencemaran salah satunya adalah dengan pengolahan limbah. Biosorpsi merupakan alternatif pengolahan limbah yang menguntungkan dengan menggunakan biosorben sabut kelapa, dimana sabut kelapa merupakan bahan yang mudah didapatkan dan merupakan hasil samping pertanian, potensi sabut kelapa sebagai biosorben untuk menghilangkan logam berat cukup tinggi karena sabut kelapa mengandung lignin dan selulosa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan sabut kelapa dalam menyerap logam berat Cr(VI) dengan waktu dan konsentrasi yang berbeda serta mengetahui karakteristik adsorpsi logam berat Cr(VI). Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen dengan melakukan percobaan penentuan waktu optimum, adsorpsi isoterm dan akumulasi Cr(VI). Penelitian ini dilakukan di Labortorium Hidrobiologi dengan 2 kali pengulangan. Tahapan pada penelitian ini dibagi menjadi 2 yaitu kinetik adsorpsi dengan variasi waktu kontak 5, 30, 60, 120 dan 300 menit serta adsorspi isotherm dengan variasi konsentrasi 15, 150, 300, 600, dan 1200 ppm. Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa sabut kelapamampu menyerap logam berat Cr(VI). Hal tersebut dibuktikan dengan menurunnya konsentrasi logam berat Cr(VI) pada larutan logam berat yang dibuat. Akumulasi optimum terjadi pada waktu kontak 120 menit. Pada variasi konsentrasi Cr(VI) yang diinteraksikan, kemampuan penyerapan meningkat seiring dengan meningkatnya konsentrasi Cr(VI). Sedangkan pada efisiensi penyerapan justru akan meningkat ketika konsentrasi Cr(VI) lebih rendah. Pola adsorpsi isoterm pada sabut kelapa ini mengikuti pola isoterm Langmuir yang mengasumsikan adsorpsi terbatas pada lapisan tunggal (monolayer)