Pengaruh Pemberian Ekstrak Kasar Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa) Terhadap Hematologi Ikan Koi (Cyprinus carpio) yang Diinfeksi Bakteri Pseudomonas flourescens.

Indonesia merupakan salah satu negara dengan sumberdaya perikanan terbesar di dunia. Melihat prospek dari ikan hias air tawar yang begitu besar maka banyak orang mulai menekuni usaha budidaya ikan hias air tawar. Salah satu ikan hias air tawar yang mulai banyak di budidayakan di Indonesia adalah ikan koi (Cyprinus carpio). Salah satu kendala utama industri budidaya adalah munculnya serangan penyakit pada biota budidaya. Penyakit ikan adalah segala sesuatu yang dapat menimbulkan gangguan pada ikan, baik secara langsung , maupun tidak langsung. Salah satu penyakit yang menyerang industri budidaya air tawar adalah bakteri Pseudomonas fluorescens. Penggunaan bahan kimia dalam kadar tertentu dapat menghambat pertumbuhan bakteri dan jamur, tetapi residu dari bahan kimia yang digunakan itu nantinya akan mencemari lingkungan perairan disekitarnya. Untuk itu perlu dilakukan penelitian untuk menciptakan obat yang berguna untuk mencegah dan mengobati ikan dari bahan alami dan mudah didapat. Salah satu tanaman yang mempunyai kandungan senyawa yang berfungsi sebagai antibakteri adalah tanaman bunga rosella (Hibiscus sabdariffa). Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Parasit Dan Penyakit Ikan Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Malang pada tanggal 1 januari hingga 1 maret 2015. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak kasar bunga rosella (H. sabdarrifa ) terhadap hematologi ikan koi (Cyprinus carpio) yang diinfeksi bakteri P. fluorescens. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen yaitu metode penelitian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap obyek penelitian serta adanya kontrol. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan percobaan acak lengkap (RAL) dengan menggunakan 4 perlakuan dosis ekstrak kasar bunga rosella yaitu dosis perlakuan (A) 6 ppm ; (B) 10 ppm; (C) 14 ppm; dan (D) 18 ppm. Masing – masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa perhitungan eritrosit terbaik terdapat pada perlakuan C (14 ppm) memiliki rata-rata jumlah eritrosit tertinggi yaitu 17,06 x 106 sel/mm3. Perhitungan leukosit terbaik pada perlakuan C dengan dosis 14 ppm, jumlah leukosit sudah mendekati ikan kontrol yakni 9.78 x 103 sel/mm3. Sedangkan dari hasil perhitungan hematokrit perlakuan terbaik adalah perlakuan C yakni 14 ppm sebesar 23%. Sedangkan pada hasil hemoglobin terbaik didapatkan pada perlakuan C dengan dosis 14 ppm yakni sebesar 6%. Sedangkan pada parameter penunjang terdapat gajala klinis yang terlihat pada perlakuan A (6 ppm) yakni terdapat sisik yang mengelupas, dan juga gejala haemorargic. Kualitas air yang didapat pada penelitian ini adalah suhu sebesar 25 - 27,40C, pH 6 – 7,8 dan oksigen terlarut (DO) sebesar 2,2 - 3,3 mg/l. Kualitas air pada penelitian ini masih dalam kisaran normal untuk kelangsungan hidup ikan koi