Analisis Bioekonomi Ikan Lemuru (Sardinella lemuru) yang didaratkan di Muncar.

Salah satu ikan pelagis kecil yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi dan saat ini banyak dicari yaitu ikan lemuru. Ikan ini biasa menghuni di daerah yang luas seperti Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Selat Bali merupakan salah satu habitat dari ikan lemuru. Saat ini keberadaan ikan lemuru sulit ditemukan. Berdasarkan data laporan statistik Jawa Timur tahun 2006, produksi ikan lemuru pada tahun 1977-2006 terjadi penurunan secara drastis, dan hanya mengalami peningkatan yang sedikit sekali. Volume rata-rata hasil tangkapan mencapai 85,4% dan nilai hasil tangkapannya mencapai 69,9%. Dilihat dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa penurunan hasil tangkapan ikan lemuru itu terjadi karena adanya eksploitasi penangkapan. Eksploitasi yang terjadi secara terus-menerus tanpa memperhatikan kelestariannya, mengakibatkan kepunahan terhadap ikan lemuru meskipun sumberdaya ikan tersebut dapat diperbaharui. Menurut Code of Conduct for Responsible Fisheries (CCRF) dalam Setyohadi (2009), hanya sekitar 80% ikan yang boleh ditangkap dan itu berarti ada sekitar 20% untuk penambahan produksi penangkapan ikan sepanjang tahun. Untuk menghindari kemungkinan terjadinya eksploitasi yang berkepanjangan, maka perlu adanya pengelolahan sumberdaya perikanan yang berkelanjutan. Muncar merupakan salah satu tempat berlabuhnya ikan di Jawa Timur yang saat ini sangat menjadi sorotan pemerintah karena pengelolahan sumberdaya perikanan lemuru yang masih kurang. Nelayan di daerah Muncar, melakukan penangkapan secara berlebihan terhadap ikan lemuru karena mereka mengetahui bahwa ikan lemuru merupakan salah satu komoditas ikan yang bernilai ekonomis tinggi. Para nelayan Muncar banyak melakukan penangkapan di daerah barat Selat Bali seperti daerah Ujung pasir, Karangente, Senggrong, Sakaben, Batu Kreta, dan Watu Kempul. Tetapi apabila para nelayan susah mendapatkan ikan, daerah ii penangkapan di Selat Bali bagian Timur menjadi sasaran penangkapan para nelayan. Hal ini terjadi karena adanya pengelolaan sumberdaya perikanan yang tidak terkendali. Adapun tujuan penelitian ini adalah Mengetahui tingkat pemanfaatan ikan lemuru di selat Bali dengan pendekatan bioekonomi. Sebelum melakukan pengelolahan perikanan, sangat penting untuk mengetahui status kondisi ikan lemuru dalam berbagai tingkat pengelolaan sumberdaya yang berada pada kondisi under exploited atau over exploited. Mengetahui kondisi produksi maksimum / Maximum Sustainable Yield (MSY) dan kondisi Keuntungan Maksimum / Maximum Economic Yield (MEY) juga sangat diperlukan. Pendekatan biekonomi tersebut sangat penting dibahas untuk pengelolahan keberlanjutan sumberdaya perikanan yang lebih terkendali. Pendekatan bioekonomi sangat menunjang pengendalian upaya penangkapan agar pemanfaatan perikanan lebih baik lagi dan tentu saja perekonomian masyarakat meningkat. Pendekatan bioekonomi secara biologi yaitu dengan cara memperhatikan perkembangan kehidupan lemuru dan memperhatikan ketersediaan lemuru saat ini yang ada di perairan Selat Bali. Sedangkan secara ekonomi dengan cara memperhatikan tingkat perekonomian para nelayan. Oleh karena itu penelitian ini difokuskan pada pendekatan bioekonomi yang mementingkan pendekatan secara biologi dan ekonomi. Sehingga, pemerintah harus memperhatikan pengelolahan keberlanjutan