Pemanfaatan Limbah Organik (Ampas Tahu, Isi Rumen, Kotoran Sapi, dan Tanah Liat) Terhadap Kandungan Gizi Cacing Tanah Lokal (Perionyx Sp.)

Produksi perikanan di dunia pada tahun 2009 sebesar 5.099.355 ton. Sedangkan Indonesia hanya mampu memproduksi sebesar 889.180 ton, Indonesia berada diperingkat ketiga setelah China dan Peru. Produksi perikanan Indonesia sedikit mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yaitu 816,350 ton, hal ini dapat dijadikan sebagai pendorong untuk mengembangkan produksi perikanan. Pembenihan merupakan titik awal dalam usaha pengembangan usaha budidaya karena usaha ini berkaitan erat dengan ketersediaan faktor produksi yang memegang peranan kunci agar usaha budidaya dapat berjalan. Salah satu kendala dalam proses pembenihan adalah tingginya mortalitas larva ikan disebabkan oleh kurangnya ketersediaan pakan alami, baik dalam jumlah maupun mutunya (jenis, ukuran, nilai gizi dan kecocokan bagi kultivan). Secara kualitatif pakan ikan alami tidak dapat digantikan dengan pakan ikan buatan sehingga pakan yang tidak cocok dapat menyebabkan tingginya mortalitas ikan. Oleh sebab itu perlu dilakukan penelitian tentang budidaya cacing tanah dengan menggunakan limbah organik yang berbeda untuk mendapatkan hasil protein yang terbaik sebagai pakan alami bagi pembenihan ikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan gizi cacing tanah lokal (Perionyx sp.) yang terbaik dengan menggunakan media hidup dari limbah organik yang berbeda (Ampas Tahu, Isi Rumen, Kotoran Sapi, dan Tanah Liat). Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Reproduksi Ikan, Pemuliaan Ikan dan Pembenihan Ikan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Malang pada tanggal 25 September – 25 Oktober 2014. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen. Rancangan Percobaan yang digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 3 perlakuan dan 1 kontrol yaitu (1) Perlakuan A : menggunakan media ampas tahu , (2) Perlakuan B : menggunakan media isi rumen, (3) perlakuan C: menggunakan media kotoran sapi, (4) perlakuan D: menggunakan media tanah liat, Parameter utama yang diamati dalam penelitian ini adalah kadar protein kasar dan lemak kasar. Parameter penunjang adalah pengukuran kualitas media yang meliputi pengukuran suhu, pH (derajat keasaman), dan kelembaban. Hasil dari penelitian media terbaik didapatkan pada perlakuan A dengan menggunakan media ampas tahu dengan Kandungan protein kasar 62,33 % dan lemak kasar sebesar 10,60 % berbeda dengan perlakuan D yaitu media tanah liat mendapatkan hasil kadar protein kasar terendah yaitu 40,66 % dan lemak kasar terendah yaitu 7,73. Disimpulkan bahwa perbedaan media budidaya dengan menggunakan media organik yang berbeda pada pakan memberikan pengaruh nyata terhadap penambahan nilai kandungan protein kasar dan lemak kasar cacing tanah lokal (Perionyx sp.). Adapun parameter kualitas (suhu, pH, dan kelembapan) media pada masing-masing perlakuan memberikan nilai optimum untuk pemeliharaan cacing tanah (Perionyx sp.). Disarankan untuk meningkatkan penambahan berat dan produktifitas cacing tanah (Perionyx sp.) menggunakan media ampas tahu karena mendapatkan hasil yang terbaik. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan mengkombinasikan media ampas tahu dengan media lainnya untuk memperoleh hasil yang lebih baik lagi terhadap kandungan gizi cacing tanah lokal (Perionyx sp.)