Efektivitas Kerapatan Tanaman Kayu Apu (Pistia stratiotes L.) Terhadap Penurunan Logam Berat Timbal (Pb) pada Pembuangan Limbah Pabrik Asbes di Kota Probolinggo, Jawa Timur

Perkembangan industri akan memberikan dampak pada lingkungan akibat buangan industri yang semakin intensif salah satunya dari industri asbes. Hal ini menyebabkan limbah yang mengandung logam berat juga semakin meningkat. Berdasarkan uji pendahuluan penelitian didapakan hasil bahwa limbah pabrik asbes mengandung logam Pb dan keberadaannya sudah melewati batas aman yaitu sebesar 0,37 mg/l sedangkan Pb yang diperbolehkan dalam perairan menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang Baku Mutu Air Limbah, parameter Pb untuk golongan I sebesar 0,1 mg/l dan golongan II sebesar 1 mg/l. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian tentang efektivitas kerapatan tanaman Pistia stratiotes L. terhadap penurunan Pb pada pembuangan limbah pabrik asbes. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan kerapatan Pistia stratiotes L. yang optimal dalam menurunkan kadar Pb pada limbah pabrik asbes dan mengetahui nilai removal efficiency (RE), faktor biokonsentrasi (BCF), faktor translokasi (TF) dan nilai fitoremidiasi (FTD) Pistia stratiotes L. terhadap penurunan kadar Pb pada air limbah pabrik asbes di Kota Probolinggo, Jawa Timur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Dalam penelitian ini membutuhkan 12 bak percobaan yang diisi dengan limbah yang mengandung Pb. Kombinasi perlakuan yang digunakan adalah kombinasi 6 x 4 antara perlakuan kerapatan (0, 20, 40, 60, 80, dan 100 persen) dan waktu pengamatan (0, 8, 16, dan 24 hari). Rancangan penelitian yang digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial dengan 2 faktor yaitu faktor a (perlakuan kerapatan) dan faktor b (waktu pengamatan). Penelitian ini dilakukan setiap 8 hari sekali yaitu hari ke-0, ke-8, ke-16 dan hari ke-24. Sampel air, akar dan daun diambil untuk diukur kadar logam beratnya kemudian dianalisis menggunakan software SPSS 16.0. Selain itu diukur juga parameter kualitas air yang menjadi habitat kayu apu selama penelitian. Hasil dari penelitian ini adalah kerapatan 40% dengan lama penyerapan 24 hari merupakan kerapatan paling optimal dalam menurunkan kadar Pb dalam air limbah yaitu sebesar 0,091 ppm dan telah sesuai dengan baku mutu air limbah. Rata-rata nilai RE pada kerapatan 20–100% berkisar antara 60,25–75,14%, nilai BCF akar pada hari ke-24 berkisar antara 0,982–1,814 (rentang 1–10 menunjukkan sifat hiperakumulator), nilai TF pada hari ke-24 berkisar antara 0,401–0,620 (TF<1 menunjukkan mekanisme fitostabilisasi). BCF>1 dan TF<1 menunjukkan tanaman mempunyai kemampuan untuk mengakumulasi Pb namun rendah dalam mentranslokasikan. Nilai FTD hari ke-24, berkisar antara 0,483–1,414 (menunjukkan nilai maksimal, karena BCF>TF). Berdasarkan hasil penelitian disarankan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut guna mengetahui tanaman yang paling efektif dalam menurunkan kadar logam berat dalam limbah pabrik asbes dengan waktu penyerapan yang cepat dikarenakan Pistia stratiotes L. hanya mampu bertahan sampai hari ke-8 sebagai fitoremidiator pada limbah pabrik asbes dan sebaiknya pemberian Pistia stratiotes L. ini dilakukan setelah limbah asbes mengalami proses penetralan menggunakan bahan kimia sehingga limbah yang dibuang ke perairan merupakan limbah yang telah sesuai dengan baku mutu