Analisis Karakteristik Gelombang dan Tinggi Gelombang Laut Periode Ulang di Perairan Tamban, Malang Selatan.

Gelombang merupakan salah satu parameter penting dalam penelitian tentang dinamika pantai. Namun, untuk mendapatkan data gelombang tersebut sulit dilakukan, sehingga untuk mendapatkan data gelombang terutama gelombang time series dan gelombang-gelombang besar dilakukan peramalan gelombang dengan data angin. Metode prediksi gelombang dalam jangka panjang dilakukan dengan menggunakan metode Fisher Tippet Type-1 dan Weibull, dengan lokasi yaitu Perairan Tamban karena dilokasi tersebut menurut informasi akan dibangun Pelabuhan Internasional yang berfungsi sebagai pelabuhan umum peti kemas ekspor impor untuk menunjang pelabuhan perikanan yang ada di Sendang Biru. Namun, rencana tersebut belum bisa terealisasi karena studi kelayakan teknis terkait Detail Engineering Design (DED) perlu dikaji lebih komprehensif, salah satu upaya untuk melengkapi DED tersebut yaitu kajian hidro-oseanografi yang meliputi pengetahuan tentang gelombang. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui karakteristik gelombang di Perairan Tamban, membandingkan metode periode ulang menggunakan Fisher Tippet Type-1 dan Weibull terhadap ketinggian gelombang dari BMKG dan untuk mengetahui potensi ketinggian gelombang periode ulang di Perairan Tamban. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data sekunder yang berupa data angin di darat dekat lokasi pantai penelitian selama 20 tahun didapatkan dari download data angin pada website resmi European Centre Medium-range Weather Forecast (ECMWF), dan data sekunder pembanding berupa data angin dan gelombang yang didapat dari BMKG. Data BMKG dijadikan pembanding karena BMKG merupakan lembaga peramalan iklim pemerintah, sehingga bisa dipercaya keakuratan datanya. Hasil perbandingan antara data angin ECMWF dan BMKG pada tahun 2008-2012 menunjukkan korelasi yang kuat yaitu nilai koefisien korelasi sebesar 0.769 dan nilai regresi sebesar 0.602 yang berarti bahwa sebanyak >60% data tersebut saling kuat hubungannya. Karena nilai r > 0.5, dan dari hasil uji t didapatkan nilai p-value > 0,05 yang berarti tidak ada beda antara data dari BMKG dan ECMWF. Sehingga data ECMWF bisa digunakan untuk menggantikan data BMKG yang terbatas hanya 5 tahun, karena dalam peramalan diperlukan data yang panjang. Hasil peramalan karakteristik gelombang yaitu gelombang representatif (Hs, Hmax, H100) dengan menggunakan data angin selama 15 tahun adalah fluktuatif, tetapi arah dominan gelombang adalah sama yaitu dari Tenggara. Gelombang signifikan (Hs) kemudian digunakan untuk analisis perbandingan gelombang periode ulang metode Fisher Tippet Type-1 dan Weibull dengan menggunakan analisis Mean Relative Error (MRE), dimana pada analisis MRE didapatkan hasil bahwa metode Fisher Tippet Type-1 lebih kecil nilai MRE yaitu 0,45 dan 10,044 daripada metode Weibull sebesar 0,85 dan 10,796. Namun, nilai regresi metode Weibull lebih tinggi daripada Fisher Tippet Type-1, sehingga untuk prediksi potensi periode ulang gelombang selanjutnya di Perairan Tamban menggunakan metode Weibull sebagai salah satu parameter dalam penyusunan DED tersebut karena menghasilkan data yang lebih tinggi daripada metode Fisher Tippet Type-1