Pendugaan Produktivitas Primer di Waduk Selorejo Kabupaten Malang Akibat Erupsi Gunung Kelud dengan Metode Klorofil-a

Waduk Selorejo merupakan waduk yang terletak di Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang yang dimanfaatkan sebagai pengendali banjir, irigasi, pembangkit tenaga listrik, perikanan dan pariwisata. Waduk Selorejo menerima suplai air dari Sungai Konto, Sungai Pinjal, Sungai Kwayangan. Ketiga sungai tersebut mendapat masukan Iimbah dari daerah pertanian dan pemukiman penduduk. Adanya letusan Gunung Kelud yang terjadi pada bulan Februari 2014 menyebabkan abu vulkanik masuk ke Waduk Selorejo dan lahar dingin yang terbawa oleh Sungai Konto masuk ke Waduk Selorejo. Hal ini menyebabkan terjadinya perubahan kualitas air yang mempengaruhi habitat organisme-organisme dan produktivitas primer di Waduk Selorejo. Produktivitas primer merupakan laju penyimpanan energi cahaya matahari menjadi energi kimia oleh organisme autotrof perairan melalui proses fotosintesis dalam bentuk bahan-bahan organik yang dapat digunakan sebagai bahan pangan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi kualitas air, mengetahui komposisi fitoplankton, dan memperoleh nilai produktivitas primer di Waduk Selorejo akibat erupsi Gunung Kelud dengan menggunakan metode Klorofil-a. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2014. Metode penelitian ini adalah metode deskriptif eksploratif dengan teknik pengambilan data primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara observasi dan partisipasi aktif. Data sekunder didapatkan dari jurnal, buku, majalah, situs internet, dan kepustakaan yang menunjang penelitian ini. Sampel diambil pada 4 stasiun dengan pengambilan sampel setiap satu minggu sekali sebanyak tiga kali ulangan. Pengambilan sampel terdiri dari pengambilan kualitas air (kecerahan, suhu, pH, DO, CO2, nitrat, ortofosfat, dan TOM), pengambilan sampel fitoplankton dan analisis klorofil-a untuk mengetahui besarnya produktivitas primer. Hasil analisis kualitas air yaitu, kecerahan berkisar antara 31.5-112.5 cm, suhu berkisar antara 24°C-28°C, pH berkisar antara 7-9, DO berkisar antara 6.2-8.4 mg/I, CO2 berkisar antara 1.9-11.9 mg/I, nitrat berkisar antara 1.04-3.4 mg/I, ortofosfat berkisar antara 0.002-0.169 mg/I, dan TOM berkisar antara 3.79-21.48 mg/I. Hasil pengamatan fitoplankton selama penelitian ditemukan 4 divisi yaitu Chlorophyta yang terdiri dari genus Chlorella, Ulotrix, Actinastrum, Ankistrodesmus, Dicellula, Chrysosphaera, Chlamydomonas, Scenedesmus, dan Crucigenia. Cyanophyta yang terdiri dari genus Eucapsis dan Synechocystis. Chrysophyta yang terdiri dari genus Meringosphaera, Stauroneis, Brebissonia, Attheya, Cymbella, dan Pleurogaster. Pyrrophyta yang terdiri dari genus Peridium dan Cystodinium. Nilai kelimpahan berkisar antara 215-1359 ind/ml berdasarkan hasil kelimpahan di Waduk Selorejo termasuk dalam perairan oligotrofik. Indeks keanekaragaman fitoplankton berkisar antara 1.59-2.97, Indeks dominasi berkisar antara 0.14-0.39. Kelimpahan relatif divisi Chorophyta sebesar 53%, divisi Chrysophyta sebesar 26%, divisi Cyanophyta sebesar 12% dan divisi Pyrrophyta 9%. Hasil analisis klorofil-a di Waduk Selorejo berkisar antara 0.52 sampai 6.041 mg/m3. Berdasarkan hasil penelitian di Waduk Selorejo dapat disimpulkan bahwa sebagian besar kualitas air yang diukur masih dapat mendukung kehidupa