pengaruh variasi karbon yang berbeda terhadap pertumbuhan bioflok pada budidaya sidat (Anguilla sp).

Saat ini, kebutuhan dunia terhadap sidat mencapai 300.000 ton per tahun tetapi hanya 14 % yang masih terpenuhi, banyaknya permintaan ikan sidat ini membuka peluang untuk dikembangkan. Penurunan kualitas air dan penyakit merupakan permasalahan dalam budidaya ini. Bioflok menjadi salah satu alternatif pemecahan masalah limbah budidaya yang paling menguntungkan karena selain dapat menurunkan limbah nitrogen anorganik, teknologi ini juga dapat menyediakan pakan tambahan berprotein untuk kultivan sehingga dapat menaikan pertumbuhan dan efisiensi pakan. Teknologi bioflok dapat dilakukan dengan menambahkan karbohidrat organik kedalam media pemeliharaan untuk merangsang pertumbuhan bakteri heterotrof dan meningkatkan rasio C/N (Crab et al., 2007). Menurut De Schryver et al., (2008), ada beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan formasi dan struktur flok, salah satunya adalah sumber karbohidrat organik. Emerenciano et al., (2011), menyatakan bahwa ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam memilih sumber karbohirat antara lain adalah ketersediaan, harga, biodegradabilitas, dan efisiensi asimilasi bakteri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui volume, biomassa, luas flok, kepadatan bakteri dan plankton dari variasi sumber karbon yang berbeda pada budidaya ikan sidat. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Reproduksi dan Pemuliaan Ikan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya, Malang pada bulan 1 November sampai dengan selesai. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Metode penelitian yang digunakan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan pada penelitian ini ada 3 dan 1 kontrol dengan melakukan 3 kali ulangan, yaitu tepung tapioka, sagu, dedak dan kontrol. Ikan yang digunakan merupakan ikan sidat stadia glass eel padat penebaran yaitu 3 ekor/liter. Penambahan sumber karbon dengan C/N rasio 12. Parameter utama yang diamati pada penelitian ini adalah volume, biomassa, luas, kepadatan bakteri dan plankton. Parameter penunjang yang diamati dalam penelitian ini adalah suhu, oksigen terlarut, pH, amoniak nitrat, nitrit, alkalinitas, pertumbuhan ikan dan kandungan flok dengan GCMS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai volume flok tidak berbeda nyata pada setiap perlakuan, nilai biomassa dan kepadatan plankton pada dedak memberikan hasil yang berbeda nyata, nilai luas flok pada tapioka berbeda nyata, nilai rata – rata kepadatan bakteri tertinggi pada tapioka. kualitas air dalam kisaran yang optimal untuk pertumbuhan flok, nilai suhu berkisar 23,39 – 23,73 0C, pH: 6,58 – 7,41, DO: 4,39 – 5,01 ppm, alkalinitas: 38,67 – 162,67, amoniak: 0,01 – 0,50 ppm, nitrit: 0,03 – 0,50 ppm dan nitrat: 0,33 – 1,49 ppm