Pengaruh Pemberian Ekstrak Kasar Kayu Siwak (Salvadora persica L.) Terhadap Prevalensi dan Kelulushidupan Ikan Nila (Oreochromis niloticus L.) yang Diinfeksi Bakteri Aeromonas hydrophila

Ikan nila merupakan salah satu jenis ikan budidaya air tawar yang bernilai ekonomis dan telah dibudidayakan secara intensif. Salah satu kendala yang dihadapi dalam budidaya intensif adalah penyakit ikan. Salah satu jenis penyakit ikan yang sering dijumpai adalah penyakit bakterial yang disebabkan oleh bakteri Aeromonas hydrophila, merupakan bakteri patogen penyebab penyakit Motil Aeromonas Septicemia (MAS), terutama untuk spesies ikan air tawar di perairan tropis. Pengendalian penyakit dapat dilakukan dengan menggunakan antibiotik dan bahan kimia. Namun penggunaan antibiotik dan bahan kimia dapat menyebabkan berkembangnya strain bakteri yang resisten terhadap antibiotik, berdampak negatif pada lingkungan akuatik dan residunya dapat membahayakan kesehatan manusia yang mengkonsumsinya. Penggunaan antibiotik dan bahan kimia secara terus menerus dapat menimbulkan efek samping baik terhadap lingkungan maupun manusia sebagai konsumen. Penggunaan bahan alami untuk mengatasi permasalahan di atas merupakan suatu langkah yang tepat pada saat ini karena bahan alami selain berfungsi sebagai antimikrobial juga dapat meningkatkan kekebalan tubuh ikan terhadap perubahan lingkungan. Salah satunya adalah kayu Siwak (Salvadora persica L.). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak kayu siwak (S. persica L.) terhadap ikan nila (O. niloticus L.) yang terinfeksi bakteri A. hydrophila ditinjau dari prevalensi, kelulushidupan dan dosis yang optimal untuk menghambat pertumbuhan bakteri A. hydrophila pada ikan nila (O. niloticus L.). Penelitian ini dilaksanakan pada 25 Februari 2014 – 30 Maret 2014 di Laboratorium Parasit dan Penyakit Ikan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK), Universitas Brawijaya Malang dan Laboratorium Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan (A = 3 ppt, B = 5 ppt, C = 7 ppt, dan D = 9 ppt) ditambah kontrol Normal (KN). Untuk mengurangi kekeliruan maka tiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak kayu siwak (S. persica L.) memberikan pengaruh nyata bagi prevalensi dan kelulushidupan ikan Nila (O. niloticus L.). Dosis yang paling baik dari 4 perlakuan adalah perlakuan D (9 ppt), dengan persamaan linier untuk prevalensi y = 124 - 9x dengan nilai R2 = 0,97 dan kelulushidupan y = - 4,5 + 9,5x dengan nilai R2 = 0,97. Ikan yang telah diinfeksi dengan bakteri A.hydrophila memperlihatkan gejala klinis yang diawali dengan hilangnya nafsu makan, tubuh berwarna agak gelap, banyaknya lendir yang keluar, pendarahan disekitar tutup insang dan sirip dan kerusakan pada sirip. Selain itu munculnya luka (ulcer) yang dapat bertambah parah hingga menjadi borok, mata ikan yang menonjol dan rusak dan tubuh menggembung (dropsy), pada beberapa ikan juga terjadi haemorragic Septicemia. Sementara parameter kualitas air media pemeliharaan ikan uji berada dalam kisaran normal dimana kisaran rata-rata suhu sebesar 24,1 -26,9 oC, kisaran rata-rata pH sebesar 6,29 x 8,44 dan kisaran rata-rata oksigen terlarut (DO) sebesar 5,80-6,99 ppm. Kisaran nilai tersebut telah dapat memenuhi syarat dalam pemeliharaan ikan nila (O. niloticus L.)