Pertumbuhan Dan Sintasan Udang Vaname (Litopenaeus Vannamei) Di Tambak Air Payau Dan Tambak Air Laut

Udang vaname merupakan jenis udang yang banyak diminati oleh pengusaha budidaya di Indonesia. Hal ini dikarenakan udang vaname mempunyai banyak keunggulan dan memiliki prospek pasar yang sangat potensial terutama pasar ekspor. Meskipun mempunyai banyak keunggulan namun apabila kondisi lingkungan seperti kualitas air tidak sesuai dengan standar untuk budidaya tentu akan dapat menyebabkan kematian dan akhirnya kerugian dalam usaha budidaya. Salah satu teknik untuk mengatasi persoalan itu, dalam usaha budidaya udang vaname adalah adanya pengelolaan kualitas air yang baik. Karena dengan adanya pengelolaan kualitas air yang baik dapat menjaga kualitas air agar sesuai dengan standar untuk budidaya dan dapat meningkatkan produktivitas tambak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan sintasan udang vaname di tambak air payau dan tambak air laut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif, yaitu dengan mengadakan kegiatan pegumpulan, analisis dan interpretasi yang bertujuan untuk membuat deskripsi. Dalam metode ini pengambilan data dilakukan tidak hanya terbatas pada pengumpulan dan penyusunan data, tetapi meliputi analisis dan pembahasan tentang data tersebut. Lokasi penelitian ini dibagi menjadi 2 stasiun berdasarkan perbedaan jenis sumber air tambak yaitu untuk sumber air payau di Kabupaten Malang dan untuk sumber air laut di Kabupaten Tulungagung. Kemudian dalam stasiun pengamatan dipilih petakan tambak yang sedang dalam masa produksi, sumber benur berasal dari pembenihan yang sama, dan umur udang yang sama. Hasil pengukuran laju pertumbuhan saat umur 58 hari adalah 0,033 gr/hari, saat umur 68 hari 0,026 gr/hari, dan saat umur 77 hari 0,022 gr/hari dengan sintasan 89,5 % dan FCR 1,34. Hasil pengukuran kualitas air di tambak air payau diperoleh suhu berkisar antara 28,7 0C – 31,3 0C, kecerahan 15 cm – 40 cm, pH 8,2 – 8,5, Oksigen terlarut (DO) 3,00 mg/l – 5,40 mg/l, salinitas 20 ppt – 22 ppt, alkalinitas 152 ppm – 192 ppm, amonia 0,07 ppm – 0,062 ppm, nitrit 0,019 ppm – 0,024 ppm, dan TOM 35,40 ppm – 94,8 ppm. Hasil pengukuran laju pertumbuhan saat umur 76 hari adalah 0,021 gr/hari, saat umur 87 hari 0,018 gr/hari, saat umur 103 hari 0,012 gr/hari, saat umur 117 hari 0,0031 gr/hari, saat umur 136 hari 0,012 gr/hari, dan saat umur 140 hari 0,008 gr/hari dengan sintasan 81,5 % dan FCR 1,51. Hasil pengukuran kualitas air di tambak air laut diperoleh suhu berkisar antara 26 0C – 33 0C, kecerahan 25 cm – 75 cm, pH 7,5 – 7,8, Oksigen terlarut (DO) 3,67 mg/l – 4,93 mg/l, salinitas 22 ppt – 30 ppt, alkalinitas 108 ppm – 140 ppm, amonia 0,2 ppm – 2,5 ppm, nitrit 0,002 ppm – 1,5 ppm, dan TOM 79,16 ppm – 113,2 ppm. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa rata-rata laju pertumbuhan udang vaname di tambak air payau 0,027 gram/hari dengan masa budidaya sekitar 13 minggu dengan nilai sintasan 89,5 % dan FCR 1,34. Tambak air laut masa budidayanya sekitar 21 minggu dengan nilai rata-rata laju pertumbuhan 0,012 gram/hari dengan nilai sintasan 81,5 % dan FCR 1,51. Berdasarkan hasil penelitian ini, saran yang dapat diberikan adalah agar dilakukan penelitian lebih lanjut dengan melakukan uji, sehingga dapat ditentukan tambak yang paling optimal untuk pertumbuhan dan sintasan udang vaname