Pemanfaatan Limbah Roti dalam Formula Pakan terhadap Kelulushidupan dan Pertumbuhan Benih Lele Dumbo (Clarias gariepinus)

Lele dumbo (C. gariepinus) merupakan sumberdaya perairan air tawar yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Dari tahun ke tahun permintaan lele dumbo terus mengalami kenaikan. Semakin meningkatnya kegiatan budidaya ikan lele dumbo telah meningkatkan permintaan akan penyediaan pakan buatan. Salah satu upaya untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan baku impor yang mengakibatkan tingginya harga pakan komersial, dapat dilakukan dengan penggunaan bahan baku alternatif lokal yang harganya murah serta dapat disediakan dalam jumlah yang besar dan terus menerus. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan limbah roti dengan persentase yang berbeda dalam formula pakan terhadap kelulushidupan dan pertumbuhan benih lele dumbo (C. gariepinus) dan untuk menentukan persentase pemanfaatan limbah roti yang optimal dalam formula pakan terhadap kelulushidupan dan pertumbuhan benih lele dumbo (C. gariepinus). Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Reproduksi Ikan, Pemuliaan dan Pembenihan Ikan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya, Malang pada bulan Maret sampai April 2014. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dan rancangan percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan 3 kali ulangan. Pakan berkadar iso-protein 32%, dan iso-energi 3.130 kkal/kg. Perbandingan antara protein tepung hewani dan nabati yaitu 80%:20%, perbandingan protein hewani (tepung ikan dan MBM) adalah 8%:72% (10%:90%). Sumber protein nabati terdiri dari limbah roti dan bekatul. Dilakukan substitusi protein limbah roti terhadap protein bekatul dengan persentase yang berbeda karena bekatul memiliki kandungan serat kasar lebih tinggi yaitu (7,74%) dibandingkan dengan limbah roti (1,05%), sedangkan kandungan protein pada limbah roti (15,28%) hampir sama dengan kandungan protein pada bekatul (15,99%). Substitusi protein limbah roti terhadap protein bekatul dengan persentase berbeda perlakuan A (substitusi 0% protein limbah roti dari 20% protein nabati), B (5% protein limbah roti dari 20% protein nabati), C (10% protein limbah roti dari 20% protein nabati) dan D (15% protein limbah roti dari 20% protein nabati). Parameter utama yang diamati pada pemnelitian ini adalah kelulushidupan (Survival Rate/SR), laju pertumbuhan spesifik (Specific Growth Rate/SGR) dan rasio konversi pakan (Food Convertion Ratio/FCR), sedangkan parameter penunjang yang diamati adalah suhu, pH, oksigen terlarut (Dissolved Oxygen/DO) dan amonia (NH3). Analisis data yang dilakukan dengan menggunakan analisis keragaman (ANOVA). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa SR pada perlakuan A sebesar 96,67%, B sebesar 95,56%, C sebesar 94,44%, dan D sebesar 96,67%. Analisis statistik yang dilakukan menunjukkan pengaruh pemberian pakan dengan dosis berbeda terhadap kelulushidupan benih lele dumbo (C. gariepinus) tidak berbeda nyata. Hasil SGR pada perlakuan A sebesar 0,30%bb/hari, B sebesar 0,31%bb/hari, C sebesar 0,30%bb/hari, dan D sebesar 0,36%bb/hari. Analisis statistik yang dilakukan menunjukkan pengaruh pemberian pakan dengan dosis berbeda terhadap laju pertumbuhan spesifik benih lele dumbo (C. gariepinus) tidak berbeda nyata. Hasil FCR pada perlakuan A sebesar 8,80, B sebesar 7,87, C sebesar 7,58, dan D sebesar 7,54. Analisis statistik yang dilakukan menunjukkan pengaruh pemberian pakan dengan dosis berbeda terhadap rasio konversi pakan benih lele dumbo (C. gariepinus) tidak berbeda nyata. Kualitas air selama penelitian yaitu suhu 22,10-26,400C, pH 7,34-8,34, DO 2,76-4,14 mg/l dan total amonia nitrogen 0,002-0,049 mg/l. Disimpulkan bahwa pengaruh pemberian pakan dengan dosis yang berbeda tidak memberikan pengaruh (tidak berbeda nyata) terhadap kelulushidupan, laju pertumbuhan dan rasio konversi pakan benih lele dumbo (C. gariepinus). Pemanfaatan limbah roti dalam formula pakan benih lele dumbo (C. gariepinus) dapat dipakai untuk menggantikan bekatul sebesar 15%