Hubungan Produktivitas Primer Perairan dengan, Panjang Berat Maupun Faktor Kondisi Ikan yang Tertangkap di Waduk Wonorejo Kec. Pagerwojo Kab. Tulungagung

Sumberdaya perairan di waduk selain ikan dan tanaman air, juga terdapat biota air yang memiliki peranan penting menjaga keseimbangan ekositem, biota tersebut adalah fitoplankton. Selain menjaga keseimbangan ekosistem fitoplankton merupakan produsen primer didalam perairan, dengan adanya kandungan klorofil fitoplankton mampu melakukan fotosintesis. Hasil fotosintesis pada ekosistem air yang dilakukan fitoplankton merupakan sumber nutrisi utama bagi kelompok organisme air lainnya yang berperan sebagai konsumen. Dalam pengukurannya, produksi fitoplankton bisa diwakili oleh nilai produktivitas primer. Sedangkan produktivitas primer sangat berguna untuk mengestimasi produksi ikan yang berada di perairan tersebut. Sehingga dapat dikatakan bahwa pertumbuhan ikan yang terdapat di perairan waduk tersebut sangat dipengaruhi oleh tingkat produktivitas primer di perairan tersebut. Penelitian ini dilaksanakan di waduk Wonorejo, Kecamatan Pagerwojo, Kabupaten Tulung Agung, Jawa Timur. Kemudian dilanjutkan dengan analisis parameter kimia, identifikasi fitoplankton dan klorofil-a di Laboratorium Ilmu-Ilmu Perairan, Universitas Brawijaya, Malang yang dilaksanakan pada bulan November - januari 2012. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi pengaruh hubungan produktivitas primer perairan (metode klorofil-a) dengan pertumbuhan ikan yang tertangkap di waduk Wonorejo. Materi dalam penelitian ini adalah produktivitas primer dengan metode klorofil-a, parameter kualitas air meliputi suhu, kecerahan, pH, CO2 bebas, oksigen terlarut, nitrat, ortofosfat dan fitoplankton. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif observatorial dan teknik pengambilan data dilakukan dengan observasi langsung di lapangan dan wawancara. Pengambilan sampel dilakukan di waduk Wonorejo pada 3 stasiun sebanyak 8 kali pengambilan dengan selang waktu pengambilan selama 7 hari sekali. Sedangkan untuk pengambilan sampel ikan didapatkan dari hasil tangkapan para nelayan dengan menggunakan alat tangkap pancing. Berdasarkan hasil pengamatan data parameter kualitas air yang diperoleh yaitu parameter fisika didapatkan bahwa suhu berkisar antara 29-31oC, i kecerahan berkisar antara 57,5-98,5 cm. Parameter kimia didapatkan pH berkisar antara 5-7, DO berkisar antara 6,21 – 10,03 mg/l, CO2 Bebas berkisar antara 3,9 – 19,97 mg/l, nitrat berkisar antara 0,544 – 1,71 ppm dan fosfat berkisar antara 0,004 – 0,168 ppm. Dilihat dari parameter fisika dan kimia perairan Waduk Wonorejo ini tergolong kedalam perairan Eutrofik tetapi masih dalam batas yang optimal untuk pertumbuhan organisme perairan. Berdasarkan hasil pengamatan pengukuran produktivitas primer perairan dengan metode klorofil-a didapatkan nilai berkisar antara 2,76 – 16,1 mg/m3, untuk kelimpahan fitoplankton rata-rata tiap minggunya berkisar antara 65.531 – 105.187 ind/ml dimana perairan Waduk Wonorejo ini tergolong perairan Eutrofik. Sedangkan untuk index diversitas nilainya berkisar antara 1,86 – 2 dimana nilai tersebut menunjukan index diversitasnya rendah sehingga dapat dikatakan bahwa ada spesies tertentu yang mendominasi perairan tersebut yaitu Cyanophyta. Dilihat dari kondisi pertumbuhan ikan pada Waduk Wonorejo dengan hubungan panjang dan berat ikan menunjukan bahwa pertumbuhan ikan pada Waduk yaitu <3 (allometrik negative) dimana keadaan ikan pada Waduk tergolong kurus, sedangkan menurut faktor kondisi ikan pada Waduk Wonorejo nilai rata-rata tiap minggunya berkisar antara 0,188 – 0,244 hal ini menunjukan keadaan ikan pada Waduk Wonorejo ini tergolong kurus. Untuk menjaga kondisi perairan agar tetap bagus diperlukan peran serta masyarakat sekitar dan pemerintah daerah terutama Jasa Tirta untuk mengelola Waduk Wonorejo dengan sebaik-baikny