Studi Perbandingan Penutupan Terumbu Karang Tahun 2001, 2006 dan 2012 Berdasarkan Citra Satelit Landsat 7 ETM+

Terumbu karang merupakan komunitas yang unik diantara komunitas laut lain, seluruhnya komunitas terumbu karang yang terbentuk adalah melalui aktivitas biologi. Terumbu karang terbentuk dari endapan massive kalsium karbonat (kapur yang diproduksi binatang karang dan sedikit tambahan dari algae berkapur dan organisme lain penghasil kalsium karbonat, terumbu karang memiliki banyak fungsi, penambangan karang atau penyubabab kerusakan yang lain berdampak terhadap jasa ekologis terumbu karang sebagai pelindung garis pantai. Penelitian dilaksanakan didua tempat, pertama di Lembaga Penerbangan Dan Antariksa Nasional (LAPAN) jakarta dan di Pulau Nusa Lembongan Kab. Klungkung Bali. Pengambilan data di LAPAN di lakukan bulan oktober hingga November 2012 sedangkan pengecekan lapang di Pulau Nusa Lembongan dilakukan pada bulan Februari 2013. Tujuan penelitian ini adalah memetakan dan melakukan analisis sebaran tutupan terumbu karang di Pulau Nusa Lembongan Kabupaten Klungkung Bali, serta menganalisa perubahan-perubahan yang terjadi berdasarkan data yang direkam tahun 2001, 2006 dan 2011. Metode penelitian ini dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yang secara umum penelitian dilakukan dua tahap, yaitu : 1) Tahap pertama pengumpulan data berupa citra digital dan pengolahannya, 2) Tahap kedua adalah tahap survei lapang, untuk mengetahui ketepatan pemetaan dan pengenalan objek penginderaan jauh. Hasil pengolahan data citra satelit Landsat 7 ETM+ menunjukan bahwa antara tahun 2001, 2006 dan 2012 di Pulau Nusa Lembongan tejadi penambahan luasan tutupan Terumbu karang hidup sebesar 33.20% dengan ketepatan pemetaan sebesar 71%. Peningkatan luasan terumbu karang ini tidak lepas dari peran kelompok nelayan setempat yang aktif dalam pelestarian terumbu karang di daerah tersebut. Penelitian selanjutnya disarankan agar parameter oseanografi lain seperti kecerahan, konturdasar laut sebaiknya perlu ditambahkan. Dan hasil akurasi pemetaan yang lebih tinggi sebaiknya menggunakan citra dengan resolusi lebih tinggi