Pengaruh Konsentrasi Biakan dan Lama Inkubasi Trichoderma viride Terhadap Aktivitas Antioksidan Ekstrak Kasar Padina australis Segar

Alga coklat Padina australis termasuk salah satu sumber potensial yang mengandung senyawa antioksidan alami yang banyak ditemukan di perairan Indonesia. salah satunya di Pantai Ponjuk desa Padike Kecamatan Talango Kabupaten Sumenep Pulau Madura. Untuk mendapatkan senyawa tersebut diperlukan metode yang tepat. Metode perlakuan lama inkubasi (fermentasi) pada sampel dengan penambahan konsentrasi biakan Trichoderma viride (v/b) yang berbeda, akan berpengaruh terhadap ekstrak kasar yang akan didapatkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perlakuan lama inkubasi dan konsentrasi biakan yang tepat, sehingga ekstrak yang dihasilkan optimal dan memiliki aktivitas antioksidan yang baik. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Perikanan dan Laboratorium Mikrobiologi Dasar di Fakutas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Malang pada bulan Januari 2012 – Maret 2013. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen. Penelitian dibagi menjadi 2 tahap yaitu penelitian pendahuluan dan utama. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial yang terdiri dari 2 faktor, 3 level dan 2 kali ulangan. Faktor yang pertama adalah lama inkubasi terdiri dari 7, 9, dan 11 hari berturut-turut adalah (W1, W2, dan W3); serta faktor kedua adalah konsentrasi Trichoderma viride yang terdiri dari 3% (v/b), 5% (v/b), dan 7% (v/b) berturut-turut adalah (P1, P2, dan P3). Parameter uji yang digunakan pada kedua penelitian, ada dua yaitu kuantitatif dan kualitatif. Parameter kualitatifnya yaitu uji senyawa fitokimia sedangkan parameter kuantitatifnya yaitu jumlah rendemen, kadar air, nilai IC50, dan total fenol dimana nilai IC50 berarti senyawa antioksidan berhasil memberikan penghambatan 50% karakter radikal bebas yang diekstrak dari sampel. Untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap respon parameter uji, dilakukan analisis keragaman (ANOVA) jika terdapat hasil yang berbeda sangat nyata maka dilakukan uji duncan pada taraf 5 % untuk mengetahui perlakuan terbaik. Penelitian utama mengambil titik acuan dari hasil terbaik pada penelitian pendahuluan, yaitu perlakuan lama inkubasi 9 hari dengan konsentrasi 5% (v/b), memberikan nilai IC50 yang lebih rendah daripada kontrol. Semakin rendah nilai IC50 maka semakin tinggi aktivitas antioksidannya. Pada penelitian utama didapat persen rendemen tertinggi terdapat pada perlakuan (W1, P1) sebesar 23.410% dan terendah terdapat pada perlakuan (W3, P3) sebesar 15.528%. Persen kadar air tertinggi terdapat pada perlakuan (W2, P3) sebesar 94.819%, dan terendah terdapat pada perlakuan (W1, P1) sebesar 92.037%. Total fenol tertinggi terdapat pada perlakuan (W1, P1) sebesar 126.44 mg GAE/g sampel, dan terendah terdapat pada perlakuan (W3, P3) sebesar 51.63 mg GAE/g sampel. IC50 terkuat adalah perlakuan (W1, P1) rerata sebesar 68.264 ppm, dan terlemah perlakuan (W1, P3) rerata sebesar 153.466 ppm. Hasil uji fitokimia dari perlakuan yang terbaik menunjukkan bahwa ekstrak Alga coklat Padina australis positif mengandung senyawa flavonoid, alkaloid, dan fenolik. Perlakuan yang terbaik untuk mengekstrak antioksidan dari Alga coklat Padina australis adalah perlakuan (W1,P1) karena memiliki aktivitas antioksidan yang paling kuat