Pengaruh Pemberian Imunostimulan Ekstrak Kasar Fenol Gracilaria Sp. Terhadap Gejala Klinis Dan Histopatologi Otot Ikan Mas (Cyprinus Carpio) Pasca Diinfeksi Bakteri Aeromonas Sp

Dewasa ini perkembangan perikanan budidaya mengalami kemajuan yang sangat pesat. Seiring dengan program nasional untuk mewujudkan Indonesia sebagai penghasil produk kelautan dan perikanan terbesar tahun 2015, maka untuk mencapai sasaran tersebut produksi perikanan budidaya pada tahun 2014 ditargetkan mencapai 16,89 juta ton atau meningkat 353% dibanding produksi tahun 2009 (Aslianti et al., 2010). Hal tersebut tentu saja semakin membuat pembudidaya terus meningkatkan hasil produktivitas budidaya. Produksi perikanan budidaya pada tahun 2010 meningkat dari 4,78 juta ton ke 6,97 juta ton pada tahun 2011 (KKP, 2012). Peningkatan produktivitas budidaya dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah kebutuhan masyarakat akan konsumsi ikan yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2011, capaian sementara rata-rata konsumsi ikan per kapita nasional adalah 31,64 kg/kapita, atau tercapai 100,22% dari target yang telah ditetapkan, yakni 31,57 kg/kapita. Rata-rata konsumsi ikan per kapita nasional pada tahun 2011 meningkat sebesar 3,81% apabila dibandingkan dengan rata-rata konsumsi ikan per kapita nasional pada tahun 2010, yakni sebesar 30,48 kg/kap. Peningkatan produksi budidaya air tawar sebesar 82,71% pada tahun 2011. Jenis komoditas air tawar yang bernilai ekonomis adalah ikan mas (C. carpio). Produksi ikan mas, pada tahun 2011 mencapai 112,73% dengan kenaikan sebesar 11,88% dibandingkan pada tahun 2010. Namun tetap saja dalam pelaksanaan budidayanya masih terdapat beberapa kendala yaitu serangan penyakit yang dapat menyebabkan kegagalan produksi, belum optimalnya penggunaan bibit unggul, dan kurang optimalnya penyediaan dan pengelolaan prasarana budidaya (LAKIP KKP, 2012)