Analisis Ekonomi Rumah Tangga Dan Peluang Kemiskinan Nelayan Payang Di Pulau Gili, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur

Sebagai negara kepulauan yang kaya akan potensi sumberdaya perikanan dan pesisir sudah seharusnya kekayaan tersebut mampu mendukung kelangsungan hidup bagi msyarakat pesisir khususnya nelayan. Namun besarnya potensi perikanan tersebut ternyata belum dimanfaatkan secara optimal. Selain usaha penangkapan ikan yang masih dalam skala kecil, penggunaan teknologi yang sederhana, jangkauan penangkapan yang terbatas disekitar pantai, dan didukung produktivitas nelayan yang rendah serta hasil produksi yang tergantung pada musim menyebabkan pendapatan nelayan fluktuatif. Ketika musim paceklik, dimana pendapatan yang diperoleh sangat minim maka keadaan ini akan berpengaruh terhadap pemenuhan kebutuhan pangan dan non pangannya. Kondisi inilah yang dapat menyebabkan rumah tangga nelayan berpeluang untuk miskin. Maka dari itu, keputusan internal dalam rumah tangga nelayan untuk mengurangi kemiskinan perlu menjadi perhatian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis: (1) karakteristik nelayan yang menggunakan alat tangkap payang di pulau Gili, Kabupaten Probolinggo. (2) Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pendapatan melaut pada ekonomi rumah tangga nelayan payang. (3) Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap nilai pengeluaran pada ekonomi rumah tangga nelayan payang, dan (4) Peluang kemiskinan akibat faktor-faktor yang mempengaruhi kemiskinan nelayan di daerah penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 17 dan 22 Februari, 9 – 12 April, dan 17 – 18 Juni tahun 2012. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Dengan penentuan sampel (responden) menggunakan simple random sampling. Sedangkan teknik pengumpulan data melalui (a) wawancara langsung dengan responden dengan menggunakan kuesioner, (b) observasi, dan (c) dokumentasi serta didukung dengan studi literatur. Dua jenis data yang digunakan dalam penelitian meliputi: data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan wawancara, sedangkan data sekunder diperoleh dari survey instansi yang terkait dan studi literatur. Untuk analisis data menggunakan deskriptif dengan pendekatan kualitatif untuk menjawab tujuan pertama, sedangkan tujuan kedua, ketiga, dan keempat menggunakan pendekatan kuantitatif dengan bantuan program SPSS 16.0. Analisis model yang digunakan untuk tujuan kedua dan ketiga adalah regresi linier berganda, sedangkan tujuan keempat adalah regresi logistik. Berdasarkan hasil penelitian, karakteristik nelayan responden di daerah penelitian dari segi umur sekitar 39,39% berumur 41-50 tahun. Dari karakteristik pendidikan responden dominan pada tingkat Sekolah Dasar (SD), sekitar 63,64%. Untuk pengalaman melaut, 39,4% telah berpengalaman selama 21 – 30 tahun. Sedangkan untuk jumlah anggota keluarga nelayan (≤ 3 orang) 54,55%. Nelayan di pulau Gili rata-rata mencurahkn seluruh waktunya untuk bekerja di laut. Bagi seorang nelayan, kegiatan melaut merupakan hal yang utama dan menjadi tumpuan hidupnya untuk memenuhi seluruh kebutuhan rumah tangganya baik pangan maupun non pangan. Sedangkan istri nelayan di daerah penelitian hanya sekitar 45,45% yang bekerja. Untuk faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan melaut, diduga dengan model PDM = 8,01 – 0,99UN + 2,05PDD + 0,79PM – 0,27JAK + 0,09ASK + 1,76DM – 1,08CKM. Dari hasil uji t, diperoleh faktor yang berpengaruh signifikan secara statistik (α = 5%) adalah PDD (pendidikan nelayan), PM (pengalaman melaut), dan DM (daya mesin). Dari model tersebut bahwa variabel pendidikan, pengalaman melaut, dan daya mesin akan meningkatkan pendapatan melaut pada ekonomi rumah tangga nelayan. Sedangkan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap nilai pengeluaran rumah tangga yang digunakan untuk pemenuhan kebutuhan rumah tangganya diduga dengan model sebagai berikut PRT = 13,52 + 0,65JAK – 0,04PDD + 0,29UN + 0,09PDM. Dari hasil uji t, diperoleh faktor yang berpengaruh signifikan secara statistik (α = 5%) adalah JAK (jumlah anggota keluarga). Dari hasil regresi tersebut diperoleh, bahwa jumlah anggota keluarga akan menambah nilai pengeluaran rumah tangga nelayan. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi peluang kemiskinan diduga dengan model sebagai berikut Ln(Pi/(1-Pi)) = 0,66 + 0,2UN – 1,01PDD – 0,24PM + 0,98JAK – 0,61DM + 0,03 PRT – 2,01Distri. Dari hasil uji Wald, diperoleh variabel yang berpengaruh signifikan adalah UN (umur nelayan), PDD (pendidikan nelayan), PM (pengalaman melaut) dengan α maksimal 10%. Model tersebut menjelaskan bahwa faktor yang berpengaruh meningkatkan peluang kemiskinan nelayan adalah umur. Pendidikan dan pengalaman melaut justru akan menurunkan peluang kemiskinan pada rumah tangga nelayan. Sedangkan hasil regresi diperoleh nilai Exp(B) sebagai odds ratio bahwa variabel umur jika bertambah maka peluang kemiskinan nelayan 1,31 kali lebih tinggi berada dalam kemiskinan. Sedangkan untuk faktor pendidikan, nelayan yang berpendidikan lebih tinggi dalam satu satuan (tahun) maka peluang kemiskinannya 0,37 lebih rendah. Variabel pengalaman jika bertambah satu satuan (tahun) maka peluang kemiskinannya 0,79 lebih rendah. Saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian, bahwasanya pemerintah maupun DKP sebagai instansi yang terkait dapat memberikan bantuan modal aset produksi berupa mesin yang dapat disalurkan melalui kredit atau pun dengan harga yang lebih terjangkau. Agar hasil produksi dapat bertambah, sehingga pendapatan pun akan meningkat. Selanjutnya, perlu adanya pembinaan SD terhadap peranan wanita untuk pemberdayaan ekonomi rumah tangganya melihat kontribusi wanita dalam menambah pendapatan rumah tangganya