Kajian Program Minapolitan Berbasis Perikanan Tangkap Di Pelabuhan Perikanan Pantai Tamperan Kabupaten Pacitan Jawa Timur

Sesuai dengan arahan kebijakan nasional pembangunan sektor kelautan dan perikanan yang dilandasi oleh prinsip-prinsip keperpihakan pada rakyat miskin (pro poor), lapangan pekerjaan (pro job), dan pertumbuhan (pro growth). Kesenjangan antara kawasan perkotaan dan pedesaan serta kemiskinan di pedesaan telah mendorong upaya-upaya pembangunan di kawasan pedesaan. Meskipun demikian, pendekatan pengembangan kawasan pedesaan seringkali dipisahkan dari kawasan perkotaan. Hal ini mengakibatkan terjadinya proses urban bias yaitu pengembangan kawasan pedesaan yang awalnya ditujukan untuk meningkatkan kawasan kesejahteraan pedesaan malah berakibat sebaliknya, yaitu tersedotnya potensi pedesaan ke perkotaan baik dari sisi sumberdaya manusia, alam, bahkan modal (Douglas, 1998). Berdasarkan kondisi tersebut, tidak berarti pembangunan pedesaan tidak penting, akan tetapi harus dicari solusi untuk mengurangi urban bias. Pengembangan kawasan minapolitan dapat dijadikan alternatif solusi dalam pengembangan kawasan pedesaan tanpa melupakan kawasan perkotaan, sehingga diharapkan terjadi interaksi yang kuat antara pusat kawasan minapolitan dengan wilayah produksi perikanan dalam sistem kawasan minapolitan. Atas dasar pemikiran tersebut maka perlu adanya kajian mengenai program minapolitan yang terdapat di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Tamperan Kabupaten Pacitan, karena daerah ini merupakan salah satu lokasi yang ditetapkan sebagai kawasan minapolitan berbasis perikanan tangkap oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah mengetahui profil program minapolitan berbasis perikanan tangkap di Kabupaten Pacitan, mengidentifikasi aspek pendukung dan penghambat program minapolitan, mengetahui pelaksanaan program minapolitan berdasarkan sumberdaya yang ada, serta mengetahui partisipasi masyarakat dalam program minapolitan di PPP Tamperan. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari sampai Maret 2012 di PPP Tamperan Kabupaten Pacitan Jawa Timur. Metode yang digunakan adalah metode desktiptif dan teknik survei. Penentuan sampel menggunakan aksidental sampling dan purposive sampling. Untuk mencapai tujuan pertama dan kedua yaitu profil minapolitan dan identifikasi aspek pendukung dan penghambat menggunakan analisa deskriptif kualitatif. Tujuan ketiga yaitu pelaksanaan minapolitan dapat diketahui berdasarkan enam pilar minapolitan yaitu infrastruktur, masyarakat dan bisnis, sumberdaya dan tata ruang, kelembagaan, teknologi, serta kebijakan dan tata kelola pemerintahan dan dianalisis menggunakan rating scale. Dan untuk mengetahui partisipasi masyarakat dilakukan analisis pengembangan fisik dan non fisik menggunakan pendekatan PRA (Participatory Rural Apprisal). Hal yang diperoleh pada penelitian ini adalah program minapolitan sedang berjalan kegiatan-kegiatan pokok oleh tim pengelola minapolitan, dan kegiatan yang utama dilakukan adalah pembangunan prasarana berupa fasilitas pokok, fungsional dan penunjang pelabuhan. Aspek pendukung sebagai prasyarat program minapolitan adalah: Kondisi infrastruktur pelabuhan yang pembangunannya telah mencapai 85% dari pembangunan yang direncanakan, Tersedianya sumberdaya dan komoditas unggulan berupa ikan ikan demersal dan pelagis, serta komoditas unggulan yaitu tuna, berperannya kelembagaan,serta adanya komitmen daerah. Aspek penghambat adalah : nelayan lokal tradisional, keterbatasan pembiayaan APBD, pelestarian sumberdaya kurang diperhatikan, serta belum adanya industri perikanan. Indeks pelaksanaan minapolitan berdasarkan enam pilar minapolitan sebesar 54,52 angka ini menunjukkan bahwa PPP Tamperan termasuk dalam kriteria siap melaksanakan program minapolitan dengan pembenahan infrastruktur, masyarakat dan bisnis, sumberdaya dan tataruang, kelembagaan serta kebijakan. Partisipasi masyarakat dalam program minapolitan ini adalah dalam pengembangan fisik dan non fisik yaitu kebutuhan pembangunan minapolitan berdasarkan keterdesakan yaitu:pembangunan fasilitas-fasilitas di pelabuhan, pengembangan sistem penyuluhan, restrukturisasi kapal, reklamasi pantai, dibentuknya forum koordinasi lintas sektor dalam program minapolitan, penambahan jumlah kapal patroli pengawas, dan forum komunikasi kelembagaan. Saran dari penelitian ini adalah : (1) Agar program minapolitan ini berhasil dan mampu memberikan multi effect secara positif baik dari sisi ekologis dan lingkungan, ekonomi maupun sosial budaya maka perlu sosialisasi dan kerjasama yang baik kepada semua pihak yang berkepentingan. (2) Partisipasi masyarakat dalam pemahaman program minapolitan perlu ditingkatkan dengan melakukan penyuluhan-penyuluhan oleh DKP kabupaten dan provinsi