Pengaruh Pemberian Ekstrak Kasar Kayu Pulai Batu (Alstonia Acuminata) Sebagai Imunostimulan Terhadap Hematologi Ikan Kerapu Macan (Epinephelus Fuscoguttatus) Yang Terinfeksi Bakteri Vibrio Harveyi

Ikan kerapu merupakan andalan Indonesia sebagai komoditas ekspor dari sektor perikanan. Perkembangan budidaya ikan kerapu ternyata tidak selalu berjalan mulus sesuai yang diinginkan. Salah satu permasalahan yang dihadapi adalah seringnya terjadi kematian yang disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain serangan penyakit. Dari pengalaman selama ini penyakit pada kerapu ternyata bukan disebabkan oleh satu jenis patogen tetapi oleh lebih dari satu patogen. Berdasarkan kenyataan tersebut maka perlu upaya peningkatan kekebalan non-spesifik dari ikan yang dibudidayakan dalam mengatasi permasalahan penyakit. Tingkat penyerangan bakteri V. harveyi pada pembenihan ikan kerapu macan dapat dihitung dalam beberapa jam. Penyerangan bakteri jenis Vibrio ini dapat mengakibatkan hancurnya organ dalam benih ikan, dan adanya luka pada bagian kulit. Salah satu alternatif untuk mengatasi masalah ini dilakukan dengan memanfaatkan senyawa bioaktif dari tanaman darat sebagai immunostimulan. Kayu pulai batu (Alstonia acuminata) adalah jenis tanaman herbal yang dikenal sebagai tanaman darat yang telah lama digunakan masyarakat sebagai obat tradisional, secara tradisional, kulitnya dimanfaatkan untuk penyakit lever, malaria, asma dan sakit perut. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak kasar kayu pulai batu (A. acuminata) sebagai imunostimulan terhadap hematologi ikan kerapu macan (E. fuscoguttatus) yang terinfeksi bakteri Vibio harveyi. Penelitian ini akan dilaksanakan di Unit Pengelola Budidaya Laut (UPBL) Probolinggo Jawa Timur , pada bulan Desember 2011 – Maret 2012. Metode yang digunakan yaitu metode eksperimen dan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan 1 kontrol dengan 3 kali ulangan. Perlakuan yang digunakan adalah pemanfaatan ekstrak kasar kayu pulai batu (A. acuminata) dengan konsentrasi perlakuan K (0 ppm), A (50 ppm), B (100 ppm), C (150 ppm) dan D (200 ppm). Parameter utama yang diamati yaitu jumlah leukosit (sel/ml), jumlah eritrosit (sel/ml) dan diferensial leukosit (%) serta parameter penunjang yaitu kualitas air meliputi; suhu, salinitas, oksigen terlarut (DO) dan derajat keasaman (pH). Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa didapatkan hubungan dosis pemberian imunostimulan dengan total leukosit ikan kerapu macan (E. fuscoguttatus) sebelum infeksi yaitu y = 0,0310x + 1,4534 dengan determinasi sebesar (R2) = 0,98. Hasil regresi polynomial orthogonal didapatkan hubungan dosis pemberian imunostimulan dengan total leukosit ikan ikan kerapu macan (E. fuscoguttatus) sesudah infeksi yaitu y = 0,0318x + 1,4764 dengan determinasi sebesar (R2) = 0,99. Hubungan dosis pemberian imunostimulan dengan total eritrosit kerapu macan (E. fuscoguttatus) sebelum infeksi yaitu y = 0,0403x + 2,0942 dengan determinasi sebesar (R2) = 0,95. Hasil regresi polynomial orthogonal didapatkan hubungan dosis pemberian imunostimulan dengan total eritrosit kerapu macan (E. fuscoguttatus) sesudah infeksi yaitu y = 0,0404x + 2,0852 dengan determinasi sebesar (R2) = 0,99. Hasil regresi polynomial orthogonal didapatkan hubungan dosis pemberian imunostimulan 23 dengan jumlah monosit kerapu macan (E. fuscoguttatus) sebelum infeksi yaitu y = 0,05x + 1,11 dengan determinasi sebesar (R2) = 0,94. Hasil regresi polynomial orthogonal didapatkan hubungan dosis pemberian imunostimulan dengan monosit kerapu macan (E. fuscoguttatus) sesudah infeksi yaitu y = 0,052x + 1,2 dengan determinasi sebesar (R2) = 0,96. Hasil regresi polynomial orthogonal didapatkan hubungan dosis pemberian imunostimulan dengan jumlah limfosit kerapu macan (E. fuscoguttatus) sebelum infeksi yaitu y = 0,052x + 1,2 dengan determinasi sebesar (R2) = 0,95. Hasil regresi polynomial orthogonal didapatkan hubungan dosis pemberian imunostimulan dengan limfosit kerapu macan (E. fuscoguttatus) sesudah infeksi yaitu y = 0,53x + 21,44 dengan determinasi sebesar (R2) = 0,96. Hasil regresi polynomial orthogonal didapatkan hubungan dosis pemberian imunostimulan dengan jumlah netrofil kerapu macan (E. fuscoguttatus) sebelum infeksi yaitu y = 0,06x + 2,13 dengan determinasi sebesar (R2) = 0,80. Hasil regresi polynomial orthogonal didapatkan hubungan dosis pemberian imunostimulan dengan netrofil kerapu macan (E. fuscoguttatus) sesudah infeksi yaitu y = 0,071x + 2,22 dengan determinasi sebesar (R2) = 0,91. Dari hasil data penunjang persentase kelulushidupan pada pemberian A. acuminata sebesar 11,11% - 94,44%. Kualitas air yang masih dalam kisaran normal untuk ikan kerapu macan (E. fuscoguttatus) yaitu suhu 27oC – 30oC, pH 7,21 – 7,44, oksigen terlarut (DO) 5,12 - 6,20 ppm dan salinitas 30 ppm. Perlakuan terbaik adalah perlakuan D (dosis 200 %) dengan jumlah sel darah putih (leukosit) sebelum uji tantang 24,18x103 sel/ml dan sebesar 70,75x103 sel/ml setelah uji tantang. Dari hasil penelitian secara in vitro untuk imunstimulan ikan kerapu macan (E. fuscoguttatus) yang terinfeksi bakteri V. harveyi disarankan menggunakan dosis ekstrak kasar kayu pulai batu (A. acuminata) sebesar 200 ppm. Untuk penelitian selanjutnya disarankan menggunaan dosis yang sama tetapi bakteri yang digunakan berbeda untuk infeksi dan jenis ikan yang berbeda pula