Pengujian Protein Imunogenik Vibrio alginolyticus Yang Memicu Ekspresi Ekstraseluler Reseptor Ikan Kerapu Tikus (Cromileptes altivelis)

Di Indonesia kerapu tikus lebih dikenal sebagai kerapu bebek sedangkan di dunia Internasional mendapat julukan ``Phanter Fish``. Sebutan ``Phanter Fish`` untuk ikan kerapu tikus, karena seluruh tubuhnya dihiasi bintik-bintik kecil bulat berwarna hitam, ikan kerapu tikus pada ukuran juvenil 3-5 cm paling banyak diminati konsumean sebagai ikan hias yang dikenal dengan nama Grace Kelly atau polka dot Grouper (Horhoruw, et al.2004). Bakteri Vibrio alginolyticus. termasuk kelompok bakteri yang heterogen dan termasuk bakteri Gram negatif. Mortalitas pada jouvenil ikan kerapu diantaranya karena terinfeksi bakteri Gram negatif yang menyerang liver ikan. Bakteri penyebab mortaliatas ini diperkirakan berukuran 1-2 x 0,5 μm dari Gram negatif (Brooks et al., 2001). Beberapa penelitian telah dilakukan dalam rangka meminimalisasi dampak vibriosis pada ikan kerapu menggunakan bakteri vibrio dan juga protein imunogenik sebagai objek dalam merancang suatu antigen yang imunogenik untuk pengembangan bahan obat atau vaksinasi (Yanuhar, 2009). Penelitian terhadap pengujian protein imunogenik yang memicu ekspresi reseptor ikan kerapu tikus pada stadia benih dilakukan untuk mengetahui kemampuan protein imunogenik Vibrio alginolyticus yang berpengaruh terhadap ekspresi reseptor ikan kerapu tikus pada stadia benih. Penelitian dilakukan pada akuarium percobaan Laboratorium di Ilmu – Ilmu Perairan dan Bioteknologi Fakultas Perikanan dan Ilmu kelautan Universitas Brawijaya Malang, Laboratorium Sentral Ilmu Hayati Universitas Brawijaya, Laboratorium Biomedik dan Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, dan Balai Budidaya Ikan Air Payau (BBAP) Situbondo. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan November 2009 sampai Juni 2010. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen yaitu pengujian Protein Imunogenik yang disuntikkan pada Ikan Kerapu Tikus (Cromileptes altivelis) yang terukur secara kualitatif dengan pemeriksaan melalui teknik Western Blott. Materi penelitian yang dilakukan meliputi Pengukuran parameter pendukung kualitas air meliputi pH, Suhu, dan salinitas. Isolasi bakteri, Isolasi crude protein Vibrio alginolyticus, Fraksinasi crude protein dengan SDS PAGe dan pemotongan pita protein, Elektroelusi dan dialisa, pengukuran konsentrasi protein Dengan Nanodrop spektrofotometer, Pembuatan Antibodi (respon Ig/Imunoglobulin). Hasil Pengukuran Parameter pendukung kualitas air ikan kerapu tikus didapatkan nilai pH rata-rata 6 – 7, nilai suhu didapatkan nilai ratarata 25 – 26 °C, dan untuk nilai salinitas di dapatkan rata-rata 30-33 %o. Hasil dari penelitian ini adalah protein dengan Berat Molekul (BM) 47 kDa V. Alginolyticus merupakan protein yang memilik tingkat imunogenisitas yang tinggi dan merupakan protein imunogenik Vibrio Alginolyticus dan setelah uji penyuntikan protein imunogenik pada ikan kerapu tikus setelah 21 hari dilakukan uji respon antibody yang terukur melalui teknik Western Blotting. Hasil fraksinasi CP Vibrio alginolyticus dengan SDS-PAGE menunjukkan bahwa terdapat 18-20 pita protein dan ditemukan protein imunogenik pada protein dengan Berat molekul 47,077 kDa. Hasil dari penghitungan konsentrasi crude protein Vibrio alginolyticus menggunakan Nanodrop spectrophotometer adalah 2,092 mg/ml. Hasil uji penyuntikan protein imunogenik Vibrio alginolyticus Secara kualitatif Protein imunogenik 47 kDa mampu mengekspresikan respon imun melalui antibodi yang terukur secara kualitatif dengan pemeriksaan melalui teknik Western Blott. menunjukkan pita band yang sama. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa Protein Imunogenik 47 kDa mampu mengekspresikan respon imun melalui Antibodi yang terukur secara kualitatif dengan pemeriksaan melalui teknik Western Blotting