Kajian Upaya Pelestarian Ikan Tawes (Puntius Javanicus) Ditinjau Dari Aspek Biologi Di Bendungan Gerak Waruturi Desa Gampengrejo Kecamatan Gampengrejo Kabupaten Kediri

Bendung Gerak Waruturi diperkirakan dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan bermotor roda dua maupun roda empat dengan jangka waktu kurang lebih sekitar 20 menit, jika berada di wilayah pusat (tengah) Kota Kediri. Menurut keterangan warga sekitar, Bendung Gerak Waru Turi merupakan bendungan yang seringkali dipergunakan untuk mengatur pengairan irigasi bagi area persawahan milik warga sekitar lokasi. Sekaligus sebagai control debit air yang mengalir menuju Mojokerto hingga Surabaya (Anonymous, 2011). Potensi sumber daya ikan bila diusahakan secara maksimal tanpa mengganggu kelestariannya akan dapat memberikan dampak positif dalan upaya peningkatan pendapatan nasional dan peningkatan devisa Negara. Ikan dapat dimanfaatkan sebagai sumber daya makanan. Juga sebagai upaya peningkatan gizi khususnya protein hewani bagi rakyat. Selain itu juga untuk meningkatkan penghasilan sekaligus pendapatan untuk kesejahteraan nelayan khususnya dan rakyat banyak pada umumnya (Subani dan Barus, 1989). Menurut Anonymous (2001), potensi sumber daya ikan terdiri dari kelompok ikan pelagis besar, pelagis kecil, demersal, udang dan kelompok ikan hias. Sumber daya ikan bersifat milik umum (common property), namun pemanfaatannya secara terus-menerus tanpa adanya aspek pelestarian sumber daya akan menyebabkan kepunahan. Selain itu sumber daya ikan termasuk dalam kategori sumber daya dapat pulih (renewable), yaitu sumber daya hayati yang mempunyai kemampuan berproduksi yang tergantung dari kondisi lingkungan hidupnya dari jumlah individu yang berproduksi, tetapi jika tidak ada pengelolaan yang baik akan mengakibatkan terjadinya kepunahan (Sumarsi, 2004),. Ikan tawes (Puntius javanicus) merupakan ikan air tawar yang termasuk dalam ekonomis penting sebagai sumber makanan karena banyak dikonsumsi masyarakat dan merupakan komoditas perdagangan. Ikan tawes banyak ditemui di perairan sungai Asia Tenggara daratan maupun kepulauan yang merupakan habitat aslinya. Menurut Effendie (2002), pengelolaan suatu sumber daya hayati perikanan bukan saja mengusahakan hasil tangkapan maksimum yang dapat dipertahankan oleh perairan secara lestari dari suatu stock ikan yang dieksplotisir, tetapi juga meliputi keadaan sosial ekonomi dan faktor-faktor lain yang berhubungan dengan perkembangan perikanan