Studi Pengelolaan Kawasan Mangrove di Kecamatan Sedati, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur

Kawasan mangrove di Kecamatan Sedati merupakan kawasan lindung sesuai dengan Perda Kabupaten Sidoarjo nomor 17 Tahun 2003, namun berdasarkan pengamatan di lapang, ditemukan adanya alih fungsi lahan mangrove menjadi kawasan pertambakan dan kegiatan penebangan pohon mangrove. Oleh karena itu diperlukan suatu penelitian terkait dengan pengelolaan kawasan mangrove di Kecamatan Sedati dan diharapkan dapat memberikan informasi mengenai kawasan hutan mangrove sehingga segala kekurangan yang terjadi saat ini akan dapat diperbaiki tindak dan strategi pengelolaan kawasan hutan mangrove. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Indeks Nilai Penting (INP) mangrove di Kecamatan Sedati. Untuk mengetahui peran serta masyarakat dalam penanaman mangrove. Untuk mengetahui kelembagaan dalam pengelolaan kawasan mangrove Penelitian ini dilaksanakan di kawasan hutan mangrove Kecamatan Sedati (Desa Segoro Tambak, Desa Banjar Kemuning, Desa Kalanganyar dan Desa Tambak Cemandi), pada bulan Februari 2010-Maret 2010. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survai. Penentuan stasiun pengamatan mangrove didasarkan pada Peraturan Kabupaten Sidoarjo Nomor 17 Tahun 2003 yaitu mangrove di sempadan sungai ("riverine mangrove"), mangrove di sempadan pantai ("fringe mangrove"). Untuk mengetahui INP mangrove digunakan penghitungan rumus KRJ+FRJ+PRJ. Data peran serta masyarakat didapatkan dengan melakukan wawancara kepada KK (Kepala Keluarga) yang melakukan aktifitas di sekitar kawasan mangrove seperti petambak, nelayan dan masyarakat yang mencari kerang dan kepiting. Teknik pengambilan data yang digunakan adalah "purposive sampling". Untuk melengkapi data dari responden juga dilakukan wawancara dengan instansi yang berperan dalam pengelolaan mangrove di Kecamatan Sedati, antara lain Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan serta Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sidoarjo. Data yang diambil meliputi kelembagaan dan kegiatan pengelolaan yang pernah dilakukan di Kecamatan Sedati. INP pada tiap stasiun yaitu, pada Segoro Tambak 1 yaitu Avicennia marina tegakkan belta dan semai sebesar 300. Segoro Tambak 2 yaitu Avicennia alba tegakkan pohon, belta, semai sebesar 300. Segoro Tambak 3 yaitu Avicennia marina tegakkan pohon sebesar 300. Segoro Tambak 4 yaitu Avicennia marina tegakkan pohon, belta semai sebesar 300. Banjar Kemuning 1 yaitu Excoecaria agalloca tegakkan pohon, belta, semai yaitu 300. Banjar Kemuning 2 yaitu Avicennia marina tegakkan pohon, belta dan semai sebesar 300. Banjar Kemuning 3 yaitu Xylocarpus moluccensis tegakkan belta dan semai sebesar 300. Banjar Kemuning 4 yaitu Avicennia marina tegakkan belta sebesar 180,27. Tambak Cemandi 1 yaitu Avicennia officinalis tegakkan belta sebesar 158. Tambak Cemandi 2 yaitu Avicennia marina tegakkan semai sebesar 195,56. Tambak Cemandi 3 yaitu Avicennia officinalis tegakkan pohon, belta, semai sebesar 300. Tambak Cemandi 4 avicennia alba tegakkan belta dan semai sebesar 300. Kalanganyar 1 yaitu Avicennia alba tegakkan belta dan semai sebesar 300. Pada Kalanganyar 2 yaitu Avicennia alba tegakkan belta sebesar 300. Kalanganyar 3 yaitu Avicennia alba tegakkan pohon, belta, semai sebesar 300. Kalanganyar 4 yaitu Avicennia marina tegakkan belta yaitu sebesar 160,46.. Peran serta masyarakat dalam kegiatan pengelolaan mangrove yang dilakukan Dinas Pertanian, Peternakan dan Perkebunan yaitu pada tahap perencaan meliputi penentuan lokasi penanaman dan jenis mangrove yang akan ditanam, pada tahap pengorganisasian meliputi pembentukkan kelompok tani yang difokuskan dalam kegiatan pengelolaan mangrove, pada tahap pelaksanaan meliputi kegiatan penanaman yang dilakukan masyarakat dan tahap pengawasan meliputi pengontrolan kegiatan penanaman hingga 4 bulan setelah penanaman. Untuk Badan Lingkungan Hidup, belum melibatkan masyarakat dalah hal perencanaan, namun masyarakat dilibatkan pada tahap pelaksanaan yaitu kegiatan penanaman dan pengawasan yaitu kegiatan pengontrolan tanaman mangrove yang baru ditanam selama 3 bulan. Kelembagaan yang berperan yaitu Dinas Pertanian, Peternakan dan Perkebunan yang sudah melakukan penanaman mangrove dari tahun 2004-2007, namun berdasarkan data penanaman Badan Lingkungan Hidup juga melakukan kegiatan penanaman di Kecamatan Sedati, tepatnya di Desa Segoro Tambak. Peran Dinas Pertanian, Peternakan dalam pengelolaan mangrove di Kecamatan Sedati yaitu melakukan pembentukan anggota kelompok tani pada desa yang akan dilakukan penanaman mangrove, melakukan pembinaan hingga pengontolan kawasan mangrove yang baru ditanam, sedangkan peran Badan Lingkungan Hidup yaitu melakukan kegiatan perencanaan hingga pengawasan mangrove yang baru ditanam di Kecamatan Sedati. Upaya konservasi di Kecamatan Sedati yaitu, kegiatan penanaman pada Segoro Tambak 1 sebaiknya menggunakan mangrove jenis Avicennia marina, Segoro Tambak 2 Avicennia alba, Segoro Tambak 3 Avicennia marina. Segoro Tambak 4 Avicennia marina, Banjar Kemuning 1 Excoecaria agalloca, Banjar Kemuning 2 Avicennia marina, Banjar Kemuning 3 Xylocarpus moluccensis, Banjar Kemuning 4 Avicennia marina, Tambak Cemandi 3 Avicennia officinalis, Tambak Cemandi 4 Avicennia alba, Kalanganyar 1 Avicennia alba, Kalanganyar 2 yaitu Avicennia alba, Kalanganyar 3 Avicennia alba, Kalanganyar 4 Avicennia marina. Pada tahap perencanaan yang dilakukan Badan Lingkungan Hidup sebaiknya melibatkan masyarakat baik itu perumusan jenis mangrove yang akan ditanam ataupun penentuan lokasi penanaman, dengan tujuan selain agar masyarakat ikut memelihara kelestarian mangrove juga agar tanaman mangrove yang baru ditanam tidak mengalami kematian karena hanya masyarakat setempat yang mengetahui keadaan lingkungannya. Perlu tahap pengawasan ("controlling") di kawasan hutan mangrove sebaiknya dilakukan secara "continue" atau terus menerus, karena sejaun ini pengawasan hanya dilakukan 3-4 bulan setelah penanaman