Pengaruh Sebagai Pemilik Modal Terhadap Peningkatan Pendapatan dan Pemasaran Ikan Segar di Tempat Pelelangan Ikan (TPI), Kecamatan Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur

Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan diiginkan melalui penciptaan, penawaran, dan pertukaran segala sesuatu yang bernilai (product of value) dengan orang atau kelompok lain. Pemasaran dilakukan untuk memperoleh pendapatan dari apa yang sudah dipasarkan yaitu barang dan jasa. Penelitian ini dilaksanakan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Jl. Lingkar Timur, Kecamatan Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur tentang pengaruh borg sebagai pemilik modal terhadap peningkatan pendapatan dan pemasaran ikan segar yang dilaksanakan pada bulan maret – april 2008. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui :(1) mengetahui pengaruh borg terhadap peningkatan pendapatan dan pemasaran ikan segar di TPI, (2) mengetahui proses pemasaran ikan segar, (3) keadaan usaha sebelum dan sesudah mendapat pinjaman modal, (4) mengetahui sistem perkreditan yang dilakukan borg, (5) faktor-faktor yang mempengaruhi pedagang meminjam modal kepada borg. Metode yang digunakan adalah deskriptif dengan jenis penelitian studi kasus, jenis data yang diambil adalah data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data secara observasi, wawancara (interview guide), studi pustaka, dan wawancara. Metode pengumpulan sampel menggunakan purposive sampling, dalam memilih kasus diambil sebagai responden adalah borg yang ada di tempat pelelangan ikan yaitu sebanyak 16 orang, pedagang ikan segar sebanyak 25 orang dan untuk mengetahui keadaan sebelum dan sesudah mendapatkan pinjaman yaitu 2 orang pedagang yang paling besar volume penjualannya di tempat pelelangan. Analisis data yang digunakan adalah analisis finansial antara lain : analisis penerimaan, analisis keuntungan, analisis zakat, analaisis likuiditas, analisis REC, analisis Revenue Cost Ratio (R/C), analisis payback period. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa Borg di tempat pelelangan ikan Sidoarjo berperan sebagai penyalur ikan segar yang berasal dari petani tambak maupun nelayan kepada pedagang dengan mendapat imbalan/komisi sebesar 5% dari hasil penjualan. Borg yang ada di tempat pelelangan ikan Sidoarjo berbeda dengan tengkulak/pengambek yang ada di tempat lain, mereka lebih tepat disebut dengan istilah lain yaitu "Makelar". Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti di lapangan, borg sebagai seseorang yang memiliki modal tidak selalu merasa diuntungkan terkadang mereka juga mengalami resiko kerugian yang besar. Karena sering kali pedagang tidak membayar ikan yang sudah mereka beli atau biasa disebut "ngemplang". Borg juga tidak menetapkan bunga tertentu kepada para pedagang yang mempunyai pinjaman kepada mereka, dan sistem kerjasama yang diterapkan antara borg dan pedagang ikan yang ada ditempat pelelangan ikan Sidoarjo adalah "Sistem Kepercayaan". Pengaruh borg sebagai pemilik modal terhadap peningkatan pendapatan dan pemasaran ikan segar di tempat pelelangan ikan Sidoarjo sangat besar bagi pedagang ikan segar yang ada disana. Karena keberadaan borg di tempat pelelangan ikan dapat mempermudah mereka dalam memperoleh ikan segar yang nantinya akan mereka jual atau mempermudah pemasaran,, akan tetapi saluran pemasarannya menjadi lebih panjang. Namun uang pembayaran dapat dibayar dilain hari tanpa adanya jaminan atau bunga. Secara teori kredit dapat meningkatkan penggunaan input ke arah yang optimal, sehingga meningkatkan produksi dan pendapatan. Namun pinjaman dari borg tidak selalu meningkatkan penggunaan input kearah optimal, yaitu (1) dikarenakan sistem perkreditan yang diterapkan kurang baik dengan hanya menggunkan sistem kepercayaan sehinnga dalam mengatur keluar masuknya uang kurang teliti dan kurang hemat, (2) adanya ketergantungan pedagang yang ada di tempat pelelangan ikan dengan jasa borg karena meraka tidak akan mendapatkan ikan segar apabila tidak melalui jasa borg, (3) setelah diadakan analisis finansial diketahui bahwa nila REC dalam 1 tahun jauh dibawah suku bunga bank. Saluran pemasarannya yaitu petani tambak/nelayan – borg – pedagang – konsumen. Untuk kepuasan dan kebutuhan para pelanggan pedagang melakukan bauran pemasaran, antara lain mulai dari produk, tempat, promosi, harga. Sedangkan manajemen pemasaran yang ada ditempat pelelangan kurang baik pelaksanaannya. Modal yang digunakan para pedagang yaitu berasal dari modal sendiri dan modal asing. Modal asing yang digunakan pedagang diperoleh dari pinjaman borg, akan tetapi modal itu tidak berupa uang melainkan pinjaman dalam bentuk barang yaitu berupa ikan segar. Dalam pemberian kreditnya borg tidak memberikan syarat-syarat tertentu, lain halnya dengan pihak perbankan yang lebih selektif dalam pemberian kreditnya. Menurut analisis finansialnya, untuk penjualan ikan segar oleh "Bu Lasiyem" sebelum mendapat pinjaman modal didapat penerimaan kotor selama satu tahun sebesar Rp.33.510.000, total biaya sebesar Rp.20.224.357, keuntungan selama satu tahun sebesar Rp.13.385.625, zakat yang harus dibayarkan Rp.664.281, REC (Return to Equity Capital) sebesar 29,60 %, R/C ratio sebesar 1,66, dan payback periodnya sebesar 1,522. Sedangkan untuk usaha "Bu Rina" sebelum mendapatkan modal penerimaan kotor yang diperoleh selama satu tahun sebesar Rp. 44.280.000, total biaya sebesar Rp.26.726.625, keuntungan selama satu tahun sebesar Rp.17.553.375, zakat yang harus dibayarkan Rp.877.669, REC (Return to Equity Capital) sebesar 38,36 %, R/C ratio sebesar 1,66, dan payback periodnya sebesar 1,552. Sedangkan untuk usaha "Bu Lasiyem" setelah mendapat pinjaman modal mempunyai penerimaan kotor sebesar Rp.54.894.000, total biaya sebesar Rp.37.297.625, keuntungan selama satu tahun sebesar Rp.17.596.375, zakat yang harus dibayarkan Rp.879.818, REC (Return to Equity Capital) sebesar 27,65 %, R/C ratio sebesar 1,47, dan payback periodnya sebesar 2,129. Sedangkan untuk usaha penjualan ikan segar milik "Bu Rina" setelah mendapatkan modal mendapat penerimaan kotor selama satu tahun sebesar Rp.60.052.000, total biaya sebesar Rp.39.516.375, keuntungan selama satu tahun sebesar Rp.20.436.625, zakat yang harus dibayarkan Rp.1.021.831, REC (Return to Equity Capital) sebesar 33,24 %, R/C ratio sebesar 1,52, dan payback periodnya sebesar 1,933. Faktor-faktor yang mempengaruhi pedagang untuk meminjam modal kepada borg, antara lain :Tidak adanya bunga, jaminan, atau agunan apapun yang di berikan oleh borg kepada pedagang, pengembalian pinjaman juga dapat dilakukan dengan mencicil, sistem perkreditan yang dilakukan hanya berdasarkan kepercayaan, tidak ada syarat-syarat khusus yang diberikan kepada calon peminjam, hilangnya kepercayaan pedagang terhadap pihak perbankan, masih sedikitnya pihak-pihak perbankan yang mau memberikan pinjaman modal terhadap sektor perikanan terutama usaha perikanan skala kecil. Sedangkan faktor-faktor penghambat pedagang untuk meminjam modal kepada borg, antara lain:Pinjaman yang ada sudah terlalu besar dan belum bisa membayar, borg tidak akan meminjamkan modal kembali kepada pedagang, apabila pinjaman yang sebelumnya belum dibayar/diangasur, hilangnya kepercayaan borg kepada pedagang, banyak pedagang nakal. Berdasarkan hasil penelitian dapat disarankan beberapa hal diantaranya yaitu: (1) perlu adanya campur tangan pihak pemerinah khususnya Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) setempat dalam program pemberian modal untuk para pedagang ikan segar di tempat pelelangan ikan Sidoarjo, (2) pihak Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) bisa menjadi penghubung antara pedagang dan pihak perbankan untuk penyeleksian kel